Inklusif Gender Bagi Penulis Buku Pelajaran

Isu gender bukan sesuatu yang baru di lingkungan pendidikan umum maupun di lingkungan pendidikan keagamaan. Pada September 2015 Presiden Joko Widodo ditunjuk PBB sebagai salah satu duta kampanye global He for She. Program PBB tersebut merupakan bentuk komitmen para pemimpin negara untuk mewujudkan representasi perempuan sebagai separuh pelaku dan penerima manfaat pembangunan. Salah satu aspek yang menjadi prioritas pemerintah dalam isu gender ini adalah bidang pendidikan melalui program Pengarusutamaan gender (PUG) dalam bidang pendidikan menjadi strategi pembangunan yang harus diimplementasikan. Tujuan PUG ini adalah untuk mewujudkan kesetaraan gender perempuan dan laki-laki. Melalui kesetaraan gender di bidang pendidikan, sejumlah kesenjangan gender yang dialami perempuan pada sektor ekonomi, kesehatan, politik dan bidang lain dapat diminimalkan dan akhirnya di setarakan.

"Satu peluru hanya bisa menembus satu kepala, namun satu tulisan bisa menembus jutaan kepala," Sayyid Kutub . Begitulah besarnya pengaruh sebuah buku, terkhusus untuk buku pelajaran. Buku Pelajaran dalam dunia pendidikan memiliki fungsi penting yaitu :

1. Sebagai Media Pembelajaran Primer

2. Sebagai Sumber Utama Buku Pembelajaran

3. Memiliki pengaruh kuat bagi prestasi peserta didik

Dikaitkan dengan isu gender, tidak sedikit buku pelajaran yang masih memuat informasi yang mendiskreditkan jenis kelamin tertentu (bias gender). Buku pelajaran yang memuat unsur-unsur diskriminasi berbasis gender dapat membentuk pengetahuan, sikap, dan prilaku peserta didik yang bias gender. Muatan bias gender akan melegitimasi dan mengukuhkan streotipe (pelabelan karakter, sifat dan lainnya pada laki-laki dan perempuan yang merugikan) dan diskriminasi gender yang selama ini dikonstruksikan secara tidak tepat. Tentu hal ini sangat merugikan.

Di bawah ini saya bagikan tips penulisan buku pelajaran inklusif gender, yaitu :

1. Mempelajari landasan hukum buku pelajaran inklusif gender

2. Mengidentifikasi materi-materi bias gender dalam penyusunan materi pelajaran

3. Menemukenali kategori inklusivitas gender dalam buku

4. Mempelajari informasi dasar seputar gender dan Pengarusutamaan Gender dan menghindari lima bentuk ketidakadilan gender

5. Membaca panduan teknis melalui buku-buku dan internet untuk mengidentifikasi isu-isu kesetaraaan gender yang penting untuk diintegrasikan dalam penyusunan materi pelajaran

6. Penulis harus memiliki prespektif gender karena tanpa pemahaman yang jelas tentang konsep kesetaraan dan keadilan gender, sulit bagi seorang penulis mampu memproduksi karya yang inklusif gender.

7. Memastikan Akses, Partisipasi, Kontrol dan Manfaat yang setara antara laki-laki dan perempuan.

Semoga bermanfaat.

Medan, 8 Mei 2017

**Glosarium: - Gender adalah perbedaan peran antara laki-laki dan perempuan yang lebih di dasarkan pada aspek sosiologis dan kultural

- Inklusif Gender adalah kebijakan/program/kegiatan atau kondisi yang memerhatikan dan mengakomadasi berbagai isu gender yang berkeadilan dan berkesetaraan

- Pengarusutamaan gender adalah strategi kebijakan pembangunan untuk mempromosikan keadilan dan kesetaraan bagi perempuan dan laki-laki dengan memperhatikan kebutuhan, pengalaman, dan aspirasi masing-masing serta diimplementasikan dalam kebijakan/program mulai dari tahap perencanaan, pelaksanaan, pemantauan dan evaluasi.