Cita Cita Surga
Suatu senja di ujung kota Jogja, ia pernah berkisah tentang impiannya di masa depan.
"Kelak, aku ingin menjadi guru yang mampu menanamkan cita-cita Surga pada anak didikku," ucapnya dengan penuh keyakinan.
Aku kemudian mendapatinya terdiam, sembari mengarahkan pandangannya ke mushola di sudut kampus.
"Cita-cita Surga?" tanyaku lirih.
Lensa matanya nampak berbinar, seakan-akan menerawang jauh ke masa depan.
"Adakah yang lebih indah selain mendapati seseorang yang menjadikan Surga sebagai tujuan hidupnya?"
Seulas senyuman kini mengembang menghiasi wajah teduh itu.
Ia masih saja menatap lekat mushola kampus kami. Entah apa yang kini ada dalam pikirannya.
"Aku ingin menjadikan mereka generasi yang mencintai masjid, mendekatkan mereka pada Surga," ucapnya kemudian.
Ada tetesan kehangatan yang meleleh di lubuk sanubariku. Entah mengapa, aku pun memimpikan hal yang sama seperti itu.
"Lalu apa impianmu?" selidiknya penasaran.
Aku mengangkat kedua bahuku, tak sepatah kata pun keluar dari mulutku.
'Mimpiku sederhana, menjadi orang yang pertama kali mengajarkan Al Fatihah pada putra-putriku kelak,' batinku sembari merekam sebuah memori yang belum terjamah oleh masa.
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.
Laporkan Penyalahgunaan
Komentar
Luar biasa perjuangan apra guru2 kelas Paud., TK. . kesabaran dan ketelatenannya menjadi tumpuan karakter masa depan mereka. . Salut dech! Sukses Selalu Bund. ijin follow ya. . Ulasan yang bagus Bu