Outline dan deadline. Dua kata itu berhasil membuatku frustasi sepanjang hari. Setelah kemarin dipaksa menulis sebanyak 200 kata, sekarang diberi tugas menentukan ide, judul, outline, dan sinopsis buku yang akan ditulis. Katanya kita harus melahirkan satu buku dalam waktu sebulan. Sebuah motivasi yang terlampau nekat. Ya. Itu pandanganku. Bisa disanggah jika tak setuju. Mungkin enteng bagi mereka yang sudah biasa. Tapi bagiku yang pemula itu terlalu mengada-ngada.

Bayangkan saja, jika menulis buku faksi berarti harus menulis 50 halaman dalam waktu 30 hari. Jadi tiap hari kita harus menulis setidaknya dua halaman. Sedangkan untuk menulis 200 kata saja, aku harus bertapa seharian di kamar. Bagaimana dengan dua halaman perhari?

Menentukan ide dan membuat judul bukan hal gampang untukku. Butuh persiapan yang matang. Supaya hasilnya juga memuaskan. Tapi bukan berarti aku tak menyelesaikan tugas hari ini. Sudah ada. Tapi belum layak dipublikasikan. Karena tiap orang punya standarnya masing-masing. Apakah tulisannya layak dipublikasikan atau hanya jadi konsumsi pribadi.

Akhirnya, aku lebih memprioritaskan tantangan menulis di gurusiana. Ini adalah tantangan hari kedua. Aku ingin menguji seberapa lama bisa bertahan di sini. Sekaligus ajang latihan mengolah kata-kata menjadi sebuah kalimat. Sebelum bermimpi menulis buku tunggal, minimal tantangan menulis 30 hari harus ditaklukkan.

Ini hanya sebuah pandangan. Bukan suatu alasan