Pentigraf

#Tantangan Menulis hari ke-37

* Budi *

Oleh

Risna Milawati

Perjalanan terjal mendaki dan menurun dilewati oleh Budi. Begitulah jalan yang dilewati Budi untuk mencerdaskan anak bangsa. Budi mengajar jauh ke pelosok desa. Kendaraan susah masuk ke sana. Demi anak bangsa untuk maju dan berpendidikan Budi rela melakukan itu semua. Jangankan jaringan internet, listrik saja tidak ada. Budi di Disana tidak sekedar mengajar saja, tetapi membantu masyarakat di sana untuk maju dalam bertani dan berkarya. Budi pulang ke rumahnya satu bulan sekali terkadang berbulan-bulan tidak pulang.

Ibu Budi menunggu kedatangan Budi sore ini, karena sudah 2 bulan tidak pulang. Ibu Budi tinggal bersama cucunya. Ibu Budi berkata dalam hati, kenapa kamu tidak pulang Budi. Ibu mau hubungi kemana? Di sana tidak ada jaringan. Sambil duduk-duduk Meli datang. Meli sering menemui ibu Budi, kerena dia suka sama Budi. Tiap Minggu dia datang ke rumah Ibu Budi. "Ibu, sudah dua bulan Budi tak pulang ya". "Ya, nak Meli. Ibu juga menunggu dia. Untuk mengingatkan dan menanyakan kapan dia mau nikah". Sebentar lagi Magrib. "Ibu, Meli balik lagi, ya". "Ya, nak. Hati-hati di jalan ya". "Ya, Bu". Cantik dan baik.

Pagi-pagi Budi sudah bersiap-siap untuk berangkat pulang ke rumahnya, karena sudah hampir 3 bulan tidak pulang. Untuk balik dari tempatnya kendaraan susah. Sampai di rumah Budi Istirahat, karena kecapean. Sambil duduk-duduk sore menikmati secangkir teh dan pisang goreng. Ibu Budi berbincang-bincang dengan Budi tentang keadaan di sana. Budi juga mengatakan di sana ada seseorang yang baik juga. "Budi sudah waktunya kamu memikirkan dirimu yaitu menikah. Meli sudah sering ke sini dan menanyakan kamu begitu juga orang tuanya. Bagaimana menurutmu?" "Ibu aku juga mau menikah dengan orang yang benar-benar menerimaku apa adanya. Dia tau bagaimana keadaanku, bukan karena sudah bantu aku mencapai sarjana. Itu namanya menikah karena budi ibu.

Batapia, 27-09-2020

# salam sehat selalu

# Salam Literasi

# Alhamdulillah