Nama: Rismawati

LATIHAN MENYUNTING 2

JENIS TULISAN: CERPEN

TINGKAT KESULITAN: RENDAH

Luka yang Mendera

Oleh Seir Haidah Hasibuan

(Sumber: Blog Gurusiana)

"Pergilah! kalau itu maumu. Tak usah kembali lagi” Kirin tak kuat lagi menahan luka yang sekian lama bertengger di dadanya. Tidak ada lagi kedamaian dalam bahtera mereka. Setiap malam Dodi suaminya meninggalkan rumah mungil tempat tinggal mereka yang masih seumur jagung. Prang….., semua piring dihempas ke lantai, tersentak Kirin mendengarnya. Kirin bergeming, tak ingin dia menoleh tingkah laku suaminya itu. Suara pintu terdengar kencang, saat Dodi ke luar meninggalkannya. Sunyi dan sepi, saat Dodi meninggalkan Kirin. Tak ada lagi hentakan suara dan benda yang melayang. Hanya air mata yang menganak --sungai membasahi pipi Kirin. "Mana janji manis yang kau ungkapkan dulu Mas? saat kita bercinta dulu, semuanya menjadi hampa belaka. Walau engkau menyakitiku, aku tetap berharap kita akan berdamai lagi. Aku tetap berdoa untuk meluluhkan hatimu yang keras bagsi batu karang.

Perbaikan

"Pergilah! Kalau itu maumu. Tak usah kembali lagi," Kirin tak kuat lagi menahan luka yang selama ini bertengger di dadanya. Tidak ada lagi kedamaian dalam bahtera mereka. Setiap malam, Dodi, suaminya, meninggalkan rumah mungil tempat tinggal mereka yang masih sangat muda.

Prang! Semua piring dihempaskan ke lantai, Kirin tersentak mendengarnya. Kirin tetap diam, tidak ingin menoleh pada tingkah laku suaminya itu. Suara pintu terdengar kencang saat Dodi keluar meninggalkannya.

Sunyi dan sepi saat Dodi meninggalkan Kirin. Tak ada lagi suara hentakan atau benda yang terlempar. Hanya air mata yang mengalir menganak sungai, membasahi pipi Kirin.

"Mana janji manis yang pernah kau ungkapkan, Mas? Saat kita bercinta dulu, semuanya menjadi hampa belaka. Walau engkau menyakitiku, aku tetap berharap kita akan berdamai lagi. Aku tetap berdoa untuk meluluhkan hatimu yang keras bsgaikan batu karang."