ADAT BATAK PUN TERIMBAS COVID-19
ADAT BATAK PUN TERIMBAS COVID-19
Didalam adat orang batak, kematian mempunyai cerita tersendiri, sangat unik dan khas. Bahkan sudah meninggal pun mayat mempunyai status (ada 12 macam status orang mati). Jenis upacara kematian disesuaikan dengan jenjang umur dan status. Bagi orang batak Kematian dapat dikaitkan dengan pesta dan sukacita jika usia yang meninggal telah mencapai umur panjang (Saur Matua). Syarat mendapatkan adat Saur Matua, jika telah telah beranak cucu baik dari anak laki-laki maupun anak perempuan. Saur artinya lengkap/sempurna dalam kekerabatan, telah beranak cucu.
Biasanya upacara adat Saur Matua berlangsung beberapa hari, karena rangkaian acaranya cukup panjang, diawali dengan tahapan pertama diskusi tentang adat bagaimana yang hendak di jalankan, kemudian prosesi upacara adat kematian, penguburan, bahkan sepulang dari pekuburan juga masih ada rangkaian adatnya. Semuanya ini tentu membutuhkan biaya yang besar, namun upacara adat tetap dilangsungkan. Walaupun dengan keterbatasan dana, keturunan yang ditinggalkan pasti akan berusaha sedapat mungkin melaksanakan upacara penghormatan terakhir.
Demikian pentingnya upacara adat ini bagi orang batak, melepas kepergian orang tua merupakan upacara yang khidmat dan terhormat sekali. Namun ditengah Covid-19 semua rangkaian adat itu tidak dapat terlaksana sesuai dengan SOP yang di anjurkan oleh pemerintah.
ada banyak kisah teman dalam kurun waktu pandemi virus Corona-19 ini yang orang tuanya meninggal di kampung, karena situasi saat ini tidak dapat menghadiri langsung namun mengikuti upacara kematian melalui live streaming, dan upacara adat Saur Matua terhadap orang tua nya tidak dapat di laksanakan. Orang yang hadir pun hanya keluarga inti. Padahal dari penuturannya mereka telah menyiapkan biaya untuk upacara adat kematian bila suatu saat orang tua meninggal.
Kisah lainnya lagi ada yang nekat berangkat ke kampung melihat orang tua yang meninggal. Ironisnya ketika mereka sampai di kampung tidak dapat melihat orang tua yang meninggal karena tidak diijinkan penduduk setempat, dianggap membawa virus corona. Saat mereka ngotot tetap hadir melihat orang tuanya untuk terakhir kalinya, penduduk setempat malah pulang meninggalkan rumah duka. Tidak sampai disitu saja bertepatan dengan rencana kepulangan mereka, bersamaan dengan dikeluarkan larangan mudik otomatis transportasi (darat, laut dan udara) tidak beroperasi hingga awal Juni 2020. Di tambah lagi masalah baru, mereka tidak diijinkan penduduk setempat tinggal di rumah orang tuanya, apalagi bepergian, hingga saat ini mereka tinggal di poliklinik desa setempat.
Tragis memang, virus Corona-19 sudah membuat luka yang begitu dalam bagi kita, namun kiranya kita belajar untuk beberapa hal dari peristiwa diatas. Saatnya kita patuhi peraturan pemerintah dengan baik, begitu banyak kepahitan yang ditimbulkan korona. Semua ini berakhir jika kita bekerja sama.
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.
Laporkan Penyalahgunaan
Komentar
Smoga corona cepat hilang. Dan kehidupan kembali normal dan tenteram.
Amin..
Adat suku Batak luar biasa. Tambah pengetahuan.
Amin..trksh bu
Lanjuut Bu RismaMoga corona cpt pergi
Amin..trksh bu ermi
Jadi tambah pengetahuan ni.tq bu risma.
Sama sama umi