Genap satu bulan ibuku meninggalkan kami untuk selama-lamanya. Kesedihan masih menggurat keluarga besar kami. Ibuku yang selama ini meskipun sudah sepuh, namun kesehatannya masih prima. Ibuku yang secara mendadak terpilih sebagai salah satu orang yang terkena wabah pandemi saat ini. Hanya doa yang mampu kami langitkan semoga beliau husnul khatimah dan berkumpul bersama orang-orang soleh ahli jannah. Doa adalah salah satu bagian yang dapat menenteramkan hati kami.

Ada perkara baru yang cukup membuat cukup terusik kedamaian keluarga kami, yaitu pasal warisan. Bude Husna tiba-tiba datang dan membahas masalah warisan di depanku dan kakak lelakiku yang biasa kupanggil Pak Puh Soleh, sebagai panggilan untuk anak-anakku. Pak Puh Soleh hanya manggut-manggut mendengar pernyataan Bude Husna. Menurut Bude Husna sebaiknya masalah warisan segera dibahas antara aku dan Pak Puh Soleh. Jika mungkin ibuku punya hutang piutang juga harus diselesaikan secepatnya.

Hari ini keluargaku dan keluarga Pak Puh Soleh berkumpul untuk membahas pasal warisan dari ibuku. Setelah melalui dialog, Pak Puh Soleh menyilakan aku terlebih dahulu memberikan pendapatnya. Maka aku berdiskusi dengan putri sulungku. Dengan menggunakan berbagai pertimbangan maka kuputuskan aku memilih warisan Bobo, si kucing jantan berwarna perpaduan hitam dan putih. Sedangkan Pah Puh Soleh kuamanati warisan Bibi kucing betina berwarna oren beserta dua anaknya yang masih kecil.