RASA PERSAUDARAAN ANAK ANGSA
Sore itu lima ekor anak angsa dan induknya sedang berenang di danau di dekat hutan. Mereka sangat bahagia, karena hari itu adalah hari pertama bagi lima ekor anak angsa bisa berenang di danau. Induk angsa mengajari lima elor anaknya memakan ikan kecil- kecil yang sudah ditangkap oleh induknya. Berenang di danau sejuk karena banyak pepohonan yang tumbuh di sekitar danau. Pantaslah jika mereka betah berlama-lama. Saat itu mendung mulai menggelayut.
Saat kelima anak angsa dan induknya bersenda gurau tiba-tiba hujan turun dengan derasnya. Petir bersahut-sahutan. Induk angsa panik dan mengajak kelima anaknya untuk segera keluar dari danau dan berteduh di bawah pohon rindang. Maka dipanggillah anak-anaknya dengan kuat sambil dinanti di pinggir danau. Saat petir menyambar danau, induk angsa dan anak-anaknya segera berlindung di bawah pohon rindang. Dilindungi anak-anaknya di bawah sayapnya.
Di pinggir danau seekor anak angsa tertinggal satu. Fisiknya paling kecil di antara keempat saudaranya. Saat saudara-saudaranya berlari menyelamatkan diri, kakinya tersangkut rerumputan. Dia tak berkutik, sekuat usahanya, rumput tetap membelit kakinya. Dia hanya pasrah hingga pagi menjelang.
Pagi itu petani sedang berjalan-jalan di pinggir danau. Banyak dedaunan jatuh karena hujan semalam. Dia mendengar bunyi menciap, terdengar nelangsa. Dicarinya sumber suara tersebut. Ternyata seekor anak angsa yang terbelit rumput. Ditolongnya anak angsa dibawa pulang, kebetulan petani juga punya dua anak angsa yang baru menetas. Sejak saat itu angsa tinggal bersama anak angsa milik petani yang seumuran dengannya. Meskipun secara fisik angsa hutan memiliki ujung sayap berwarna kekuning-kuningan sehingga tampilannya berbeda. Namun mereka saling menyayangi hingga dewasa. Lola Loli nama angsa petani, sedangkan nama angsa hutan adalah Lala.
Suatu hari Lola, Loli, dan Lala berjalan-jalan di pinggir hutan, Mereka heran saat melihat segerombolan angsa memiliki warna sayap mirip sayap milik Lala. "Lala lihatlah angsa hutan itu mirip denganmu,"Ujar Lola Loli. "Oh ya, aku jadi bertanya-tanya mengapa aku sangat mirip mereka," Jawab Lala. Lala penasaran dan ingin berbaur untuk menanyakan mengapa warna sayapnya sama dengan gerombolan angsa tersebut. Namun ternyata penolakan yang ia terima, "Hai angsa kecil, siapa kau, aneh kau bukan anggota kelompok kami, minggirlah, teriak segerombolan angsa hutan". Lala bahkan diusir karena gerombolan angsa hutan merasa tidak kenal. Lala sedih dan kembali mendekati Lola dan Lili. Dengan sabar Lola dan Loli mendekati Lala dan membesarkan hatinya. "Tenanglah Lala, meskipun secara fisik kau tidak sama dengan kami, kau tetap saudaraku yang paling baik dan manis, "kata Lola dan Loli". "Yuk, kita pulang, hari sudah mulai petang," kata Lola dan Loli sambil membelai lembut Lala. Lala menuruti ucapan Lola dan Loli untuk pulang, rasa sedihnya seketika terobati.
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.
Laporkan Penyalahgunaan
Komentar
Cernak yang bagus, Bunda.
Terima bunda Yuniar Widati. Saling menyemangati
Terima kasih admin, barakallah
Cernaknya buuuuaguuus .... Mantul. Salam sukses, Bu Ririn.
Salam sikses bunda canyik Sikhot . Salam literasi