MENUNGGU DI LAMPU HIJAU
Ada yang sedang menunggu
Di lampu hujau bertaruh nyawa
Pamit berangkat bekerja
Pamit mencari ilmu
#
Tapi lampu itu pemberhentian terakhirmu
Di mana dirimu menjemput mautmu
Tak sempat ke tempat bekerja
Tak kembali ke rumah atau ke sekolah
#
Ajal datang tanpa diminta
Maut menjemput tak menunggu tua
Semua datang dengan cepat dan tak disangka
Takkan bisa lari jika sudah waktunya
#
Kematian datang tanpa dapat mereka tunda
Tak juga dapat dimajukan masanya
Karena ia akan datang tepat pada saatnya
Takkan bisa lari jika sudah waktunya
#
Mari kita renungkan refleksinya
Kumpulkan bekal iman dan takwa
Ke mana kaki melangkan harapkan ridhaNya
Karena kematian sangat dekat dengan kita
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.
Laporkan Penyalahgunaan
Komentar
Puisi yang penuh makna. Keren banget, Bun
Terima kasih Bunda Ernasari. Semoga menjadi ajang muhasabah diri. Sukses untuk Bunda. Barakallahu fiik.
Penuh pesan moral. Mati itu nyata
Betul sekali Bunda. Kita dalam masa tunggu untuk mati. Salam sehat dan sukses. Barakallahu fiik.
Setuju Bunda, trimakasih puisinya. Semoga semakin menyadari kematian sangat dekat.
Berul sekali Bunda. Semoga kita termasuk orang yang menyiapkan bekal menuju kematian. Sukses untuk Bunda Rina. Barakallahu fiik.
salam literasi... kita sedang menunggu
Semoga kita mampu mengumpulkan bekal untuk kematian kita. Sukses untuk Pak Siswandi.
Keren sekali tayangannya, mantap, sehat dan sukses selalu Bu ririn