Baru sebulan lelaki itu tinggal di perumahan depan rumahku. Letak rumah yang saling berhadapan membuatku sering berpapasan wajah saat keluar rumah. Lelaki itu lebih sering menundukkan wajah. Jika terpaksa harus berpapasan denganku, ia hanya menatapku sebentar palu menganggukkan kepala. Kulihat ia hanya seorang diri di rumah tersebut. Karena rumahnya selalu sepi dari penghuni.

Beberapa kali saat ia berangkat kerja atau pulang kerja, kupergoki ia sedang menenteng tas punggung besar, dan berisi barang yang terlihat gembul. Anehnya ia sering menghindari tatapan mataku dan segera berlalu dari hadapanku. Banyak tanda tanya menggelayut dalam otakku, apa kiranya profesi lelaki itu. Atau jangan-jangan ia seorang pengedar barang haram yang keberadaannya sedang diincar oleh polisi.

Sore ini aku sedang berhenti di lampu merah dalam perjalanan pulang dari pekerjaanku sebagai apoteker di sebuah apotek sekitar sepuluh kilometer dari rumahku. Hari sudah mulai gelap. Tak sengaja mataku tertuju pada sosok lelaki yang sedang mencopot kostum badut Marsha. Wajah itu tak asing bagiku. Ternyata ia adalah lelaki misterius yang mengontrak di depan rumahku. Tiba-tiba aku merasa bersalah karena sudah berpikiran negatif terhadapnya.