Oleh: Rini W.

Cahaya matahari sore yang tidak terlalu panas, membuat anak-anak asyik bermain di depan rumah dengan teman-temannya. Dari pada bingung sendirian dan sembari menunggu pa suami pulang kerja, kuisi waktu dengan berselancar di dunia perbelanjaan. Meski jarang chekout, tapi minimal sudah cuci mata dengan pencapaian sebatas keranjang.

Kubuka aplikasi shop**. Klik dikolom pencarian yang diinginkan. Naik turun jari telunjuk membantuku untuk melihat. Bagus-bagus, harganyapun murah. Benar-benar membangkitkan gelora belanjaku. Apalah daya, logikaku berkata 'Jangan dulu, kebutuhan yang lain lebih penting'. Akhirnya pencapaianku masih dilevel yang sama, masuk keranjang. Cuci mataku selesai sudah, bertepatan dengan pa suami pulang. Gawai segera kuletakkan di meja. Tanpa menunggu instruksi, kusiapkan air mandi hangat untuk pa suami membersihkan diri.

Beberapa hari kemudian. Pintu rumahku diketuk. Tampak kurir J** meletakkan bungkusan besar di depan pintu dan memintaku menandatangani serah terima. Aku mencoba menolak untuk menandatangani dan membayar barang COD tersebut. Tapi kurirnya bersekukuh itu adalah pesanan atas nama dan alamatku. Kemudian kucek aplikasi shop**. Tampak dilayar sudah ada chekout mobil-mobilan listrik seharga lima juta. Tiba-tiba suara kegirangan membahana membuatku lemas tak berdaya. "Hore... mobil yang Atin pesan sudah sampai" ucap putraku yang duduk dikelas dua SD. Tanpa basa basi, tangannya melesat cepat menyambar bungkusan tersebut.

.

(Rimbo Bujang, 23022021)

#TagurHariKe-366