Oleh: Rini W.

Aku hanyalah seorang anak dari buruh tani yang merajut asa terlalu tinggi. Jangankan uang jajan, kebutuhan makan sehari-hari saja amatlah sulit. Bahkan terkadang hanya makan nasi pakai garam pengganti lauk. Bahkan juga pernah tidak makan dalam sehari dikarenakan tidak adanya uang pembeli beras.

Berkat modal nekad disertai kegigihan orang tuaku, akhirnya aku bisa menjadi seorang mahasiswa di perguruan tinggi favorit. Sejak menjadi mahasiswa banyak cemoohan dan hinaan terlempar kepadaku dan orang tua dari orang sekampung. Tak jarang banyak yang langsung menebak jika aku akan karam ditangah karena tersandung biaya. Tapi aku dan orang tua berusaha membuktikan jika perkataan mereka akan jadi isapan jempol belaka. Hari itu tiba, proses penyusunan skripsiku terkendala biaya. Akhirnya yang terjadi sesuai tebakan orang-orang di kampungku, aku karam ditangah.

Apalah daya, aku harus bisa menerima takdir. Aku yakin takdir yang diberikan oleh Allah SWT adalah yang terbaik. Seperti takdir yang kujalani sekarang, aku tidak lulus sarjana. Tapi karena kegigihanku membuka warung makan Padang sederhana, pada akhirnya aku mampu menjadi owner 25 buah rumah makan Padang yang beromset puluhan miliyar perbulan. Sekarang aku menjadi donatur tetap sekolah-sekolah swasta dan pesantren di kampung. Sekaligus pendiri beberapa Masjid dan Musholla di kabupatenku, serta memiliki puluhan anak angkat yang sudah dan masih menyelesaikan pendidikan di perguruan tinggi.

.

(Rimbo Bujang, 06012020)

#TagurHariKe-318