Rini Susanti

Belum menuliskan informasi profilenya.

Selengkapnya
Navigasi Web
Takjil Berbuka 'Candil'
Bubua Cande

Takjil Berbuka 'Candil'

Oleh : Rini Susanti, S.Pd

Hari ini adalah hari kedua puasa bagi saya dan keluarga. Dan mungkin hari pertama bagi orang lain. Perbedaan kapan waktu puasa bukanlah perbedaan yang diperbebatkan. Semua tergantung pada niat. Setiap perbedaan punya teori yang benar, tinggal kita bagaimana menyikapinya.

Setiap bulan ramadhan pasti emak-emak khususnya memikirkan menu berbuka, apalagi saya masuk kategori emak-emak, karena sudah mempunyai 1 suami dan 2 orang anak. Hehe.. Pastinya saya juga memikirkan apa menu berbuka untuk keluarga saya.

Hari ini hari Minggu, biasanya aktivitas saya setiap hari Minggu bersih-bersih. Selesai sahur dan sholat subuh dan melakukan ibadah Ramadhan lainnya, saya pun melakukan aktivitas di hari Minggu ini. Saya harus menyelesaikan pekerjaan rumah sampai jam 10.15 WIB, karena ada jadwal mengikuti lomba ION (Indonesian Olympiad of Numeracy) yang diadakan oleh POSI (Pusat olimpiade se-Indonesia) melalui web member posi. Saya bukanlah sarjana matematika, tetapi sarjana sains. Saya hanya memiliki semangat mengikuti hal-hal yang membuat saya tertantang.

Sekitar jam 12 siang, saya selesai mengerjakan sekitar 40 soal numerasi. Sebenarnya sambil mengerjakan soal, saya memikirkan bikin takjil dan masakan apa ya hari ini?? Jadi, setelah selesai mengikuti lomba tersebut, saya pun berselancar di YouTube. Hehe..

Saya teringat kalau saya belum pernah membuat takjil Candil atau dikenal dengan bahasa Minang "bubua cande". Candil yang dijual dipasaran biasanya dicampur dengan bubur kacang hijau dan bubur ketan hitam atau dengan istilah bubur kampiun. Bubur yang dibeli kadang tidak sesuai dengan selera. Terlalu manis, seperti manisnya hidup bersama dirimu🤭🤭

Terlalu manis ini membuat anak-anak saya juga tidak suka, katanya tidak enak. Jadi, kalau soal bubur, anak saya lebih suka saya yang bikin. Karena buatan bunda punya rasa yang khas😀

Yang jadi masalahnya selama ini saya belum pernah membuat bubur Candil ini. Rasanya kenyal-kenyal membuat saya penasaran. Padahal udah lama ingin membuat, tapi entah kenapa tidak ada waktu.

Akhirnya saya belajar di YouTube. Saya mendapatkan channel terpercaya membuat takjil candil ini. Saya pun mencatat alat dan bahannya, kemudian melihat cara pembuatan dan mengulanginya lagi dan lagi. Ok. Bisa

Setelah Zuhur saya pun meminta adek saya membeli bahan yang diperlukan. Saat bahan sudah di depan mata, saya pun mengeksekusi. Saya memakai perbandingan bahan dengan jumlah kecil. Hal ini tidak lepas dari numerasi dan matematika. Saya khawatir kalau jumlah bahan disesuaikan dengan yang dipelajari, akan menghasilkan jumlah takjil yang banyak. Kalau takjilnya banyak, tapi kenyataan nanti takjil tidak enak. Akhirnya terbuang begitu saya. Berdasarkan itu, saya membuat takjil dengan jumlah sedikit.

Saya mengerjakan langkah demi langkahnya. Memulai dari membuat campuran air dengan gula merah. Terus membuat bola-bola candilnya. Ketika membuat bola-bola candilnya, anak bungsu saya umur 4 tahun menghampiri saya. Kemudian bertanya "Ibun membuat bola-bola salju ya? Si anak memberi nama bola dengan bola salju😂

Memang sih si bola-bola candilnya mirip bola-bola salju, karena bola-bola bewarna putih. Saya jawab " ya nak" trus anak saya bertanya lagi, "untuk apa bola-bola salju ini Bun?? Saya pun menjawab, Azka mau??? Mau, jawabnya. Baik, Ibun masak dulu ya. Nanti Azka coba. Si anak pun bilang, horee..

Akhirnya, takjil Candil saya siap dihidangkan, padahal masih jam 4 sore. Entah apa rasanya, entahlah. Yang penting saya sudah berusaha. Karena si Azka tidak sabaran mencicipinya, saya berikan bubur dengan 2 bola candil ke anak saya. Coba cicipi nak, kata saya. Si anak antusias mencicipi buburnya. Trus saya kaget ketika anak saya bilang, enak Bun. Azka suka?? Suka...

Saya menjadi senang ketika anak saya menghabiskan buburnya. Apalagi ketika waktu berbuka telah tiba, anak saya pertama dan suami saya mencicipi buburnya, katanya enak. Kata anak pertama bubur candilnya seperti rasa "mocci".

Itulah berkah Ramadhan. Tanpa mencicipi semua rasa menjadi pas. Padahal baru pertama, Alhamdulillah saya sukses membuat hidangan takjil Candil atau bubua cande. Alhamdulillah...

Payakumbuh, 3 April 2022

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar

Kereeen ulasannya, Bunda. Salam literasi

03 Apr
Balas

Alhamdulillah pak Dede. Terimakasih pak. Salam literasi ya pak

03 Apr

Mantap ulasannya

03 Apr
Balas

Terimakasih ibu. Salam literasi ya ibu

03 Apr

Alhamdulillaah, mantap karya masakannya, sehat dan sukses bu Rini Susanti

03 Apr
Balas

Terimakasih Bu zuyyinah. Salam literasi ya Bu. Dan sukses juga untuk ibu

03 Apr

Enaknya, berbuka dengan takjil candil yang manis, kenyal dan enak. Selamat menunaikan ibadah puasa. Sehat selalu ya Bun.

03 Apr
Balas

Alhamdulillah. Terimakasih bunda. Salam literasi bunda. Selamat menunaikan ibadah puasa buat bunda dan sehat selalu ya bunda

03 Apr



search

New Post