Bu Teti tinggal di komplek 'Mertua Indah' .Tiga buah rumah samping kanan dan depan rumahnya adalah rumah kakak suaminya. Karena bersaudara mereka saling berbagi. Makanan, sayuran , dan lainnya. Apalagi pada saat ramadhan tiba, hampir tiap hari tukar menukar menu. Suatu hari di bulan ramadhan lalu, Bu Teti membuat bubur ketan hitam. Sangaja bikin banyak biar bisa berbagi. Maka Bu menyuruh anak bungsunya mengantar bubur ketam hitam dengan Tuperware Hijau ke rumah kakaknya ayahnya.

Lalu ketika Lebaran Idul Adha, Bu Teti sekeluarga diundang makan makan sama keluarga kakak suaminya. Menu andalan yang ditunggu tiap lebaran seperti ini adalah sup buntut.Sesudah makan bu Teti melihat sebuah Tupperware warna hijau yang pecah sudutnya. Dia sadar itu adalah punyanya. Karena dia yang menjatuhkan pada beberapa tahun lalu. Lalu Bu Teti bertanya apakah Tupperware itu  miliknya. Namun sang kakak menyatakan bahwa itu miliknya. Bu Teti  menjelaska bahwa itu bekas jatuh pada sudutnya pecah karena terjatuh. Tetapi si kakak tetap menyatakan itu miliknya dengan menunjukkan goresan kena  panas di pinggirnya. Bu Teti tak ingin berjawab jawab lagi.

Sesampai  dirumah dia berpikir terus bagaimana meminta Tupperwarenya. Awalnya tidak ikhlas karena Tupperware kesayangnya itu ada empat . Dan kini  yang dicari cari itu sudah ketemu tetapi tidak bisa diambil. Tetapi hati kecilnya berkata dan mengingatkan" Haruskah persaudaraan rusak karena sebuah Tupperware?" Lalu Bu Teti jadi ingat sesuatu, dia pergi ambil sesuatu dari dalam lemari dan pergi kerumah kakak suaminya. Kakak, saya punya "Tutup Taperware" kiranya ini bisa digunakan dan bermanfaat. Dan setelah itu dia merasa lega. Sudah bisa mengikhlaskan .