Puisi tanpa Diksi
Kami anak Amak dan Buya
Rasa syukur yang tiada tara
PadaNya ...
Yang Maha Kuasa
Tak bisa terungkap dengan lewat kata
Tak terwakili oleh rasa
Tak cukup dengan sujud yang lama
Dan air mata serta doa
Sepenuh jiwa..
Masih terngiang di telinga .
Nyanyian Amak ketika kami balita
Disetiap usai sholatnya
Agar kami menurut perintahNya
Menjauhi laranganNya
Jika takdir kehendakNya
Menjejakkan kaki di RumahNya
Makah dan Madinah tujuannya
Doa Amak yang buta aksara
Doa Buya nan bersahaja
Jika dipikir rasanya tak bisa
Keluarga yang tak banyak harta pusaka
Tak pula banyak pohon kelapa
Tapi tekad Amak Buya
Kami mesti sekolah walaupun apa adanya
Hingga kami dewasa semua dan berkeluarga
Dan bekerja
Saatnya doa orang tua di ijabahNya
Tanpa rencana dan tak diduga
Kami berangkat bertiga
Walau tinggal terpisah jauh adanya.
Di Makah Mukaramah Allah kumpulkan kami bersama.
Tiga pasang anak Amak Buya
Yang berbahagia
Semoga Amak Buya Allah ampun segala dosa
Tidur tenang dan masuk surga hendaknya.
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.
Laporkan Penyalahgunaan
Komentar