Sabtu Pagi
Sudah lebih dari dua tahun ibuku harus menjalani Hemodialisa (cuci darah) karena penyakit gagal ginjal kronik yang diderita nya. Penyakit ini banyak sekali pemicunya. Dalam kasus ibu, pemicu sebenarnya hanyalah hipertensi. Ibu tak pernah menderita penyakit parah sepanjang hidupnya. Bahkan ketika bapak menderita penyakit paru-paru dan harus bolak balik opname,ibu lah yang menjadi super women. Ibu selalu tegar dan sabar menghadapi bapak. Tetapi ketika bapak menghembuskan nafas terakhir sekitar 6 tahun yang lalu, kondisiibu mulai menurun. Tensi darah nya cenderung tinggi. Tetapi ibu tak pernah mau untuk periksa. Hanya minum obat dan obat. Sampai suatu ketika,kakinya bengkak. Tak perlu waktu lama,aku segera membawa nya ke rumah sakit,cek total. Dan hasil pemeriksaan sungguh membuatku dan keluargaku shock berat. Tensi ibu 240,creatin nya mencapai angka 6, sementara ukuran creatin normal kurang dari 1. Ibu divonis gagal ginjal dan harus menjalani Hemodialisa. Entah sampai kapan.
Tak terasa proses Hemodialisa ini sudah ibu jalani lebih dari 2 tahun. Dengan perjalanan yang berliku-liku. Ibu pernah mengalami koma sampai 21 hari. Badan ibu tidak bisa lagi menerima CDL(semacam alat berupa selang yang di tancapkan di atas dada sebelah kanan untuk mempermudah mengambil dan memasukkan darah saat Hemodialisa). Sehingga terjadi komplikasi,tiap kali proses Hemodialisa badannya selalu menggigil hebat. Tensi ibu terus menurun sampai 80. Ibu juga di vonis mengalami stroke ringan di pusat syaraf. Belum lagi trombositnya juga menurun drastis. Trombosit yang seharusnya 150.000,ibu hanya 18.000. Tak bisa dibayangkan jika aku mengingat kembali kejadian itu. Ibu hanya tergeletak di ruang ICU tak berdaya. Sadar tapi tak mengenal siapa-siapa. Teriak tidak jelas minta pulang seperti laiknya anak kecil. Ibu hanya terdiam tidur lelap (lebih tepatnya tak sadar sama sekali) setiap hari Selasa dan Jumat. Karena keesokan harinya ibu harus menjalani Hemodialisa. Sehingga sehari sebelumnya racun darah ibu pasti menumpuk dan itu yang membuatnya tak sadarkan diri.
Syukur Alhamdulillah.....kondisi ibu saat ini mulai membaik, meskipun masih harus menjalani Hemodialisa,tak ada masalah lain pada kesehatan nya. Hemodialisa ibu dijalani 2 kali dalam seminggu. Tiap hari Rabu dan Sabtu. Rabu jadwal kakakku yang mengantar, karena aku harus sekolah. Sedangkan hari Sabtu giliran ku. Beruntung sekarang diterapkan 5 hari kerja. Aku bisa menemani ibu tiap hari Sabtu.
Begitulah.....betapa kita harus menyadari bahwa sehat itu aset. Bersyukur untuk kita semua yang diberi kesehatan. Jaga dan pelihara dengan baik. Jangan menyepelekan sakit sekecil apapun. Segera periksakan. Sampai tiba kita sakit, kita baru sadar betapa berharganya nilai kesehatan. Seperti kata bang haji Roma Irama....kalau sudah tiada baru terasa.....
(Baptis Kediri, 29022020)
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.
Laporkan Penyalahgunaan
Komentar
Sama kisah kita bu...Persis sama keadaan ibu saya juga seperti itu saat ini,Semangat ya bu
Nggih Bu..... makasih suportnya...
Semoga ibunya selalu sehat, diangkat penyakitnya oleh Alloh aamiin
Aamiin yra....