Bismillahirrahmaanirrahiiim 

Hari ke-39

Bertamu pada Buku KurMer

Oleh Rina Lisnaningsih 

....

Sebentar lagi tepatnya tahun ajaran baru, kita akan menggunakan kurikulum baru, yaitu kurikulum Merdeka. Selamat tinggal kurikulum 13, walau tak berlaku pada semua kelas untuk di sekolah saya. Kurikulum Merdeka mulai berlaku di kelas 1 dan kelas 4. 

Saya buka-buka buku siswa khususnya buku Pendidikan Agama Islam, sungguh sangatlah tebal hingga 200 lebih halamannya. Langsung kebayang bagaimana gaya saya nanti ketika di depan kelas.  

Terlintas dalam benak, bukannya kita galakkan literasi? Mungkinkah anak kelas satu yang baru duduk di bangku sekolah bisa baca? Anak di kota, pastilah. Apalagi ada syarat di sekolah-sekolah tertentu harus bisa baca tulis. KBM bisa lanjut bebas hambat jika seperti itu.

Bisa baca atau tidak tak akan saya permasalahkan.  Saya akan bekerja sama dengan wali murid. Ada tugas buat mereka untuk mendampingi putra-putrinya belajar di rumah. Sebelum pelajaran berlangsung, akan saya kirim tugas baca yang harus disiapkan dari rumah.  Jadi besoknya sesampainya di sekolah, anak murid sudah membawa  bekal ilmu dari rumah. Semoga dengan cara ini, saya bisa melaksanakan program sesuai harapan. 

KBM yang tak lagi bertumpu pada guru, guru hanya sebagai mediator saja. Saya harus punya banyak permainan dalam membersamai mereka. Belajar sambil bermain atau bermain sambil belajar supaya mereka tidak bosan belajar dengan saya. 

Saya juga akan mengajak mereka belajar sambil bernyanyi. Berharap mereka bisa mengerti dan paham serta belajar adalah sesuatu yang menyenangkan buat mereka. Hal ini sudah sejak lama saya lakukan. Teori ini saya dapat sejak awal tahun dua ribuan di kota Surabaya. Padahal waktu itu masih KTSP ya, kami sudah disarankan mengajar dengan menyenangkan dan berpusat pada murid. Jadi muridnya yang aktif atau pembelajaran  berpusat pada siswa. 

Semoga di tahun-tahun mendatang, dengan program literasi, anak Indonesia semakin suka membaca.  Membaca menjadi hobby buat mereka. Begitu juga dengan gurunya, mampu memberikan contoh konkrit kepada siswanya. Artinya bu guru dan pak guru juga pegang buku, duduk bersama siswa dan baca bersama siswa.  Jayalah Indonesia....

Salam literasi

Bondowoso,  3 Juli 2022 

Tulisan ke- 496