RIMA MEZIA SARI

Belum menuliskan informasi profilenya.

Selengkapnya
Navigasi Web

Fall in Love at The first Call

Mengungkapkan perasaan dengan tulisan memang sudah sejak lama penulis lakukan. Mengurai butir air mata dengan rangkaian huruf menjadi kata dan kata menjadi kalimat. Atau membuka bungkusan kebahagiaan dengan coretan-coretan kecil. Ini semua penulis lakukan hanya untuk menjadi ladang luahan perasaan tanpa berfikir untuk dapat dipahami orang lain. Bahkan dijadikan bahan bacaan yang dirangkai apik menjadi kumpulan cerita,puisi,dan jenis penulisan lainnya. Terpana penulis ketika tiba tiba saja seorang inspirator hebat menepuk pundak penulis. Seraya berkata " cha (panggilan) kamu daftar tuh pelatihan menulis".Awalnya penulis hanya terpana dengan sejuta pertanyaan tanpa manfaat. Diantara pertanyaan itu adalah, mengapa harus mendaftar kelas menulis. Dan hawa negatif mulai menggerayangi pikiran penulis, untuk apa dan apa pentingnya kelas itu. Dengan sedikit keraguan akhirnya penulis setuju dengan sang motivator yang kebetulan adalah kepala sekolah penulis sendiri Ibu Dra.Anitra Wahyu Nor Harlina. Hal ini penulis lakukan dengan harapan hanya untuk windows shopping, dikarenakan kelas menulis yang disebut MWC ke 7 itu diadakan di luar provinsi penulis. Itung-itung suasana baru. Diawali dengan perjalanan yang spektakuler. Dengan pencarian mobil ber plat hitam yg dijadikan transportasi umum dengan sebutan mobil travel. Cukup lama kami menunggu di spot penantian namun tak kunjung tiba, dan matahari terus turun seolah menyampaikan pesan rehatnya. Dalam kegelisahan penulis, kepala sekolah penulis yang penulis panggil mommy bertanya" kamu berani nggak, nekat traveler?". Asal bersama mommy aku berani, ucap penulis kala itu. Kami harus menaiki bus, yang sudah pasti tidak antar alamat, dan bus akan berhenti pada pemberhentiannya. Kala itu tempat yang penulis dan kepala sekolah tuju adalah gedung LPMP provinsi Riau di Pekan Baru.Itu kali pertama penulis kesana, tepatnya Maret 2017 lalu. Singkatnya penulis masuk ke ruang aula dimana acara itu diadakan, keesokan harinya. Plangak-plongok di dalam ruangan. Hingga terkaget ketika panitia meminta penulis untuk memimpin lagu kebangsaan Indonesia Raya. Sedikit gugup tapi penulis mencoba menerima, dan berharap lancar.Tugas itu terlaksana dengan aman, dan dilanjut dengan kebingungan berikutnya. Seperti di selubungi asap, penulis benar benar buta dengan apa yang harus penulis lakukan.Dengan wajah konyol berusaha mengikuti, sampai akhirnya mata penulis terbelalak tanpa henti ketika mendengar pencerahan dari CEO Media Guru Bapak Muhammad Ikhsan dan Pimred Mas Eko Prasetyo. Penjelasan yang gamblang, motivasi yang sangat memacu nyali untuk mencoba berkarya. Serta peserta yang semakin riuh dengan tugas tulisan yang diberikan. Mulai tergeliat, seperti terbangun dari tidur panjang, menyadari betapa penulis sangat beruntung mengikuti kelas menulis pada MWC 7 itu. Diumumkan pula bahwa pada akhir kegiatan akan di luncurkan cover buku para peserta, yang telah mengirimkan sinopsis dengan ketentuan yang telah jelaskan pada kelas itu. Betapa terpesonanya penulis ketika, melihat satu persatu cover bermunculan. Dengan sinopsis yang indah, suasana haru dan bangga mulai menjadi atmosfer ruangan. Penulis yang hanya pemula, tak pernah berharap banyak. Berbaur dengan peserta lain dan menikmati pemandangan. Namun tiba-tiba saja terdengar kembali CEO Media Guru membacakan sinopsis berikutnya yang juga akan segera ditayangkan covernya.Serasa tak percaya,tetapi sinopsis yang dibaca rasanya penulis kenal. Dan benar saja, itu adalah sinopsis penulis, telapak tangan penulis basah dan membeku sudah. Benarkah? Bagaimana bisa? Pertanyaan demi pertanyaan di hati penulis bergolak. Ketika penulis melihat langsung cover itu meluncur, dan nama penulis disebut. Rasa haru, bangga, tak percaya hadir.Namun penulis mencoba menguatkan sendi yang serasa longgar, untuk dapat maju dan sedikit berkisah tentang buku yg akan segera di selesaikan naskahnya itu. Semenjak hari pertama semangat penulis terbakar sudah,sampai pada akhir semakin menggebu hingga tak ingin jauh lagi dari MG. Yang akhirnya telah membawa kaki penulis menapak di negeri Jiran dan menikmati megahnya gedung A Kemdukbud Indonesia. Betapa tak jatuh cinta dengan MG, berkat MG buku pertama penulis lahir,menaiki pesawat pertama kali dan itupun langsung keluar Indonesia. Hingga Kemdukbud yang dulu penulis kagumi melalui media televisipun sudah penulis singgahi. I fall in love at your first call MG. Bunch of Thanks

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar

Wow merinding baca tulisannya. Keren bangeeet

25 Nov
Balas

Hehehe pak leck bisa aja, tulisan si penulis amatir,yang haus ilmu pak leck.Mohon bantuan dan supportnya terus ya pak :)

25 Nov
Balas



search

New Post