#TantanganGurusiana Hari ke74

Seluruh keluarga besar selalu berupaya mengangkat semangatku lagi. Semua upaya mereka hanya kudengarkan saja tak pernah kulakukan. Aku sempat mengalami depresi ringan pasca kehilangan ayah. Aku seperti orang gila. Aku lebih sering mengurung diri dikamar sendirian, menangis dan menyesali setiap kejadian menyedihkan itu. Bahkan aku sempat ingin mengakhiri hidupku.Aku ingin pergi menyusul ayah di surga.

Hal itu berlangsung lama.Seluruh keluarga besar sangat perhatian kepadaku. Saat aku mengikuti ujian akhir nasional dorongan dan semangat selalu mereka berikan kepadaku. Mereka yakin aku bisa. Jujur saja saat itu aku hanya mengikuti ujian setengah hati. Syukurlah aku bisa lulus dan juga bisa masuk perguruan tinggi negeri melalui jalur undangan. Kampus yang sama dengan ayah kuliah dahulu.

Saat aku mengabarkan aku diterima diperguruan tinggi, Ibu begitu bahagia. Melihat betapa bahagianya ibu saat itu, jujur saja aku seolah mendapatkan cahaya untuk segera bangkit dari keterpurukanku selama ini. Aku harus bangkit untuk bisa membahagiakan ibu.

Selama ini aku hanya menganggap akulah yang paling menderita. Ternyata dalam diam ibu tak kalah berat menghadapinya. Ibu adalah wanita tegar yang tak menampakkan betapa menderitanya dirinya sejak kehilangan ayah. Ibu selalu memasang wajah ceria saat bersamaku. Aku tahu dibalik semua itu, ibu seringkali meneteskan air mata disetiap heningnya malam. Ibu selalu mengadukan deritanya, menitipkan semua kerinduannya kepada Ayah lewat shalat sunah malamnya. Aku mendengar isak tangis tertahanmu dalam tidurku.

Bersambung

Dirumahku, 27122020