#TantanganGurusiana Hari ke73

Sejak kejadian itu aku takkan pernah lupa. Kecelakaan itu merenggut nyawa ayah. Aku menjadi anak yatim. Dan sejak saat itu juga semua alur kehidupan kita berubah total. Aku masih ingat betul saat dokter menyatakan nyawa ayah tak bisa terselamatkan lagi, kepada ibulah aku menagis dan berteriak keras. Aku mengutuk semua orang yang telah jahat kepada kami. Membuat kehidupan kami berubah sehancur itu. Aku tidak rela. 

Ibu juga tahu betul bagaimana kita sekeluarga berusaha merangkak bangkit bersama dari keterpurukan itu. Ibu juga yang sering memberiku semangat untuk kembali kesekolah dan memberiku semangat menjalani hari-hariku seperti sebelumnya. Walaupun aku tidak mau, ibu selalu meyakinkanku aku bisa melewatinya.

Saat itu aku duduk dikelas 2 SMA, aku masih sangat labil. Aku memohon agar ibu juga tidak kecewa kepadaku. Karena aku masih linglung saat itu. Lagi-lagi hatiku akan memberontak mendengar kata yatim. Aku tak terima dengan sebutan itu. Rasanya Tuhan tidak adil padaku. Usia muda aku sudah mendapat cobaan berat. Seolah-olah cobaan itu membunuhku perlahan-lahan. Aku selalu menangis dalam kesendirianku.

Bersambung.

Dirumahku, 26122020