(72) Sepeda Merah dari Ayah
#TantanganGurusiana Harike 72
Aku jadi ingat ketika aku duduk dikelas 4 SD. Saat itu aku menemani ayah kebengkel kemudian kami kepasar. Aku melihat toko sepeda, deretan sepeda dengan berbagai model. Aku ingin sekali memiliki sepeda merah berkeranjang itu kuutarakan keinginanku kepada Ayah. Ayah berjanji akan membelikannya jika aku juara 1 lagi. Sesuai dengan janjinya, ayah membelikanku sepeda merah walaupun tak berkeranjang aku senang sekali menerimanya.Sepeda itu tidak diantar toko kerumah. Mobil tua ayah masih dibengkel. Jarak rumah dengan pasar bukanlah jarak yang dekat. Ayahlah yang membawa sepeda itu kerumah. Aku tau ayah sedang butuh biaya besar ketimbang harus membayar ongkos taksi yang lumayan mahal. Ayah melakukan itu semua demi membahagiakan aku.
Ketika sampai dirumah, ayah terlihat sangat kelelahan. Nafasnya terengah-engah. Tangannya kucium berkeringat dingin. "Ayah..ayah pasti lelah kenapa tidak naik taksi saja yah?" Kusodorkan segelas air putih sambil bertanya. "Tidak apa-apa sayang, ayah hanya memastikan sepedamu ini bagus, sekalian ayah juga mau berolahraga, kamu tidak keberatankan sepedamu ini ayah coba?" ujar ayah sambil tersenyum.
Mendengar jawaban ayah, air mataku masih bisa kutahan. Namun ketika aku memeluknya erat air mata ini sudah tak tertahan. Sambil kuucapkan terimakasih isak tangisku semakin mengharu biru bersamaan dengan janjiku dalam hati untuk membahagiakan ayah selamanya.
Dirumahku,25122020
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.
Laporkan Penyalahgunaan
Komentar