#Tantangan Hari ke20

Aku mahasiswa di sebuah Perguruan Tinggi Negeri yang melaksanakan kuliah kerja nyata (KKN) di sebuah negeri pelosok. Mau tak mau aku harus mengikutinya. Kami semua bertujuh orang dari berbagai fakultas. Aku ditugaskan sebagai seksi dokumentasi dalam kelompok KKN.

Siang itu aku berada di kantor desa Suka Damai, Sesuai dengan tugasku sebagai seksi dokumentasi aku mengambil foto kegiatan Posyandu. Setelah tugasku selesai aku iseng-iseng menimbang berat badanku di Puskesmas yang terletak disebelah kantor desa. Aku setengah tidak percaya melihat angka timbangan. Baru lima hari aku disana berat badanku sudah berkurang 3 kg.

Ini tentu karena aku selalu kehilangan selera makan. Setiap ke sekretariat KKN yang kujumpai hanya sayur sup atau sayur asem. Padahal kedua sayuran ini paling tidak kusukai. Aku tidak memaksakan diri untuk menyantap makanan yang tidak kusukai itu. Hal ini membuat bisik-bisik diantara rekan satu kelompok. Aku tidak peduli. .Mereka mengatakan aku egois, pemilih makanan dan tidak kompak. Aku memilih mengambil bahan mentah yang kusukai dari dapur secretariat untuk kumasak sendiri. Aku merasa berhak melakukan itu karena aku sudah membayar KKN.

3 minggu menjalani KKN terasa sekali aku mulai tersisih dari teman-temanku. Tetapi aku tidak hiraukan, karena pada dasarnya aku orangnya selalu merasa bisa sendiri. Biarkan saja aku gak mau dipusingkan dengan masalah itu,toh aku kesini hanya untuk mengikuti mata kuliah wajib. Satu hal yang sangat mengusik hatiku, adalah perkataan Bu Ratna warga desa setempat. Aku memang sering berkunjung kerumahnya, anak kembarnya yang lucu cukup menghalau kerinduanku pada adik kembarku dirumah.

Nak Kiki, KKN ini kan perjuangan dan cuma sebentar. Apa salahnya nak Kiki mengalah sedikit dengan keadaan seperti apa adanya. Nanti kalau KKN sudah selesai ga akan ketemu lagi sama sayur asem dan sop. Repot juga kan kalau masak sendiri atau nak Kiki bawa banyak uang saku ya? Tanya Bu Ratna sore itu.

bersambung

Dirumahku, 03112020

3