ASA (Part 15)

OLeh:

RIKA HANDAYANI

SMPN 1 TAPEN BONDOWOSO JATIM

# Tantangan Menulis hari Ke 21 #

Ayah Asa memarkir sepedanya di bawah pohon jambu,kemudian berjalan menuju ketempat ibunya yang sedang duduk berjemur. “ Assalamu’alaikum “ sapa Ayah Asa. Nenek Sari menoleh pada anak semata wayangnya dan menjawab salam “ waalaikum salam “ .Seperti biasa ayah Asa kalau bertemu dengan ibunya selalu bersalaman dan menciumnya. Asa berlari mendekati ayah dan neneknya ‘ Ayah...ayah...” panggil Asa.Asa kecil langsung memeluk ayahnya dan minta gendong.” Ayo masuk tak buatkan minum dulu “ ajak Nenek Sari.Ayah Asa mengikuti ajakan ibunya sambil menggendong putri cantiknya.Setelah di ruang tamu Asa turun dari gendongan Ayahnya. Dia masuk keruang tengah untuk mengambil sepiring pisang rebus yang ada di meja makan.” Yah..ini pisang yang nenek rebus tadi pagi “ kata Asa sambil menaruh di meja ruang tamu.” makasih sayang ,Pinternya putri ayah entar lagi mau sekolah kan..?” tanya Ayah Asa sambil memujinya. “ iya Yah...Asa mau sekolah “ jawab Asa. Nampak Nenek Sari dari dapur membawa nampan yang berisi sepoci teh dan tiga gelas putih yang polos. “ Ayo kita minum teh ,Asa juga mau minum Nak ?” tanya Nenek.

Sambil minum teh dan makan pisang rebus di ruang tamu. Ayah Asa membicarakan rencana Asa yang akan masuk Sekolah Dasar.Asa kelihatan senang dia sudah membayangkan pakai seragam baru,tas dan sepatu baru,punya teman baru serta membayangkan suasana di sekolah seperti yang dia lihat di TV.Nenek sari yang duduk di sebelah Asa langsung memeluknya . Nampak di wajahnya rasa senang karna cucunya akan memasuki dunia sekolah tapi juga terlihat sedih diraut wajahnya karna dia harus tinggal terpisah dari cucunya. Nenek Sari teringat dengan perjanjian di saat Asa baru tinggal bersamanya , Dia mengingat ucapan orang tua Asa empat tahun yang lalu kalau Asa sekolah Dasar harus tinggal dengan ibu Bapaknya. Dalam pikiran Nenek Sari dia akan kesepian karna dia sendirian di rumah,biasanya ada Asa yang menemani dan berceloteh sekarang harus menjalani hidup sendiri.Ayah Asa memperhatikan raut wajah ibunya yang sedih,merasa kasihan dan tidak sanggup memisahkan mereka. Ayah Asa kemudian mengajak Nenek Sari tinggal bersamanya tapi dia menolak . “ Ibu kasian rumah ini kalau di tinggal,rumah ini peninggalan bapakmu. ibu nggak bisa meninggalkan rumah ini kecuali kalau Allah sudah memanggilku nanti “ itu jawaban Nenek sari pada anaknya. (Bersambung)