Tak ada gemericik air yg lebih romantis, selain hujan di awal januari.

Suaranya yg mistis, membuat paradigma bahwa ada banyak hal-hal yg tersembunyi di balik setiap kisah.

Lamanya mengajarkan, bahwa kita harus punya tabungan kesabaran untuk ujian yang tak terduga.

Dinginnya mengingatkan, bahwa ada orang yg harus kita lindungi, kita dekap dalam kasih sayang.

Basahnya membekas, seperti kebaikan orang lain yg sudah selayaknya berbekas di dalam hati.

Aromanya menggugah, merayu hati untuk bersyukur atas apapun yg terjadi dalam kehidupan kita.

Cipratannya menandakan, ada kesan yg kita tinggalkan di hati orang lain, baik ataupun buruk.

Pelangi yg muncul setelah hujan berlalu, menandakan bahwa selalu ada keindahan dibalik ketakutan yg sangat mencekam.

Atau senja yang terlukis indah di cakrawala, menyadarkan kita bahwa bersama kesulitan itu selalu ada kemudahan.

Tak ada rinai air yang lebih mendebarkan, selain hujan di awal januari. Saat perjalanan hidup harus dilihat kembali. Saat rencana harus disusun lagi. Saat target harus ditetapkan. Saat tekad harus kembali dibulatkan. Saat pintu maaf dibuka selebar-lebarnya. Saat kesalahan orang lain dilupakan selupa-lupanya. Saat hati harus dibuka selapang mungkin. Saat masa depan harus kembali ditata. Tak ada gemericik yg lebih syahdu, selain hujan di awal januari. Saat yg tepat untuk berkaca diri, apakah sekarang kita adalah benar- benar kita? Atau kita hanyalah sosok yg diinginkan oleh orang lain yg begini-begitu, tapi bukan yg kita ingini. Atau kita hanyalah sosok yg dibentuk lingkungan dan keadaan, padahal kita tidak pernah menginginkan seperti sosok itu, Kun Anta (jadilah diri sendiri). Jika begitu, gemericik di luar, gemericik di atas genting adalah soundtrack terbaik untuk memproklamasikan kemerdekaan diri, menjadi diri sendiri yg apa adanya. Tak peduli seburuk apapun itu, tak peduli seberapa anehpun bentuknya, tak peduli orang lain akan berkata apa. Karena tak ada yg lebih menenangkan selain jadi diri kita sendiri.

Tak ada buliran air yg lebih menggetarkan hati, selain hujan di awal januari. Saat masa lalu harus dikuburkan baik-baik, untuk sesekali di ziarahi dengan tenang dan lapang, agar tak mengganggu masa kini apalagi masa depan. Karena sebahagia apapun masa lalu, masa lalu tetaplah masa lalu. Yang hanya meninggalkan kenangan dan pelajaran, tapi tempat paling tak layak untuk kita huni. Karena sesakit apapun masa lalu, masa lalu tetaplah masa lalu. Kita tidak bisa memeperbaikinya, yg bisa kita perbaiki adalah masa depan kita.

Tak ada antalogi rintik yg lebih menantang, selain hujan di awal januari. Saat keputusan harus diambil. Saat pilihan harus diseleksi. Saat konsekuensi harus diperhitungkan. Saat kedewasaan harus dipertaruhkan. Saat kebijaksanaan mutlak digunakan. Saat keberanian begitu dibutuhkan. Demi masa depan yg lebih baik. Karena sesulit apapun sebuah pilihan, komitmen akan membuatnya lebih mudah. Karena sesalah apapun sebuah keputusan, tanggung jawab akan membuatnya lebih baik. Karena seberat apapun sebuah konsekuensi, tekad yg kuat akan membuatnya lebih ringan. Karena serumit apapun persoalan hidup, kebijaksanaan akan membuatnya lebih sederhana. Karena sebesar apapun tantangan hidup, keberanian akan membuatnya lebih kecil. Karena sebanyak apapun masalah yg dihadapi, kedewasaan akan membantu banyak, berlalu dengan indah. Kenangan, rindu, luka, dan harapan bercambur dalam satu rasa, selamat menikmati hujan dengan segenap rasa.

#hujan #gerimis #luka #kerinduan

#menggoreskenangan #rindudia #lovely

#bismillahirrahmanirrohim #semangatpagi #salamhangat

bogor, 27 januari 2018