Mendapat Bonus dari Kegiatan yang Lalu

Bonus hal yang sangat ditunggu. Biasa tiap bulan saya menerima gaji. Kali ini dapat bonus dari tugas tambahanku mengajar di Universitas Terbuka. Kubuka rekening bank tertulis angka lebih lima juta tercantum dalam buku kecil. Pikiran melayang kepada hal-hal yang akan dibeli. Sepeda, HP baru, baju baru banyak lagi yang ada dalam benakku. Tapi bayangan itu buyar karena ada hal lain yang lebih penting dari barang-barang itu. Biaya kontrakan rumah juga sampai tanggalnya. Ah.. kapan hidup ini bisa seperti orang-orang yang serba kecukupan.

Dapat Mengikuti Kegiatan Menulis

Menulis hal yang sangat diimpikan. Memiliki buku dengan nama penulis Ridwan, M.Pd. Kapan ya.. bisa tercapai. Alhamdulillah saya dapatkan informasi dari kegiatan sebelumnya “Kelas editor yang dilaksanakan oleh IGPPL Provinsi”. Kawan-kawan Kabupaten Lima Puluh Kota akan melakasanakan kelas menulis. Tanpa pikir panjang, dipasang niat untuk mengikutinya. Hari ini saatnya 31 Agustus 2019 saya dibimbing oleh intruktur dari media Guru Mas Febry Suprapto.

Semua Keluarga Sehat

Terbilang keluarga besar dengan jumlah saudara 7 orang. Semua sudah besar-besar. Sebahagian sudah berpencar-pencar tidak lagi tinggal dalam satu rumah. Aku anak yang tertua, tidak tinggal lagi bersama orang tua. Hari Kamis, ku sempatkan menelpon seluruh adik-adikku. Semuanya kutanya bagai mana kabarnya. Alhamdulillah semuanya menjawab sehat. Syukur pada pada Allah atas karunianya.

Mengunjungi Orang Tua

Ibu yang melahirkanku tidak muda lagi. Usianya telah menunjukkan angka 76. Memang kami tidak lagi tinggal serumah. Karena aku telah berkeluarga dan memiliki rumah sendiri. Jarak rumahku dengan rumah orang tua berjarak 18 km. Tapi karena kesibukan tugas tidak sempat mengunjunginya setiap saat. Kalau ada tugas ke kantor dinas baru bisa mampir. Kantor dinas berada satu jalur dengan rumah orang tuaku. Siang itu ku jinjing 3 bungkus sate ke rumah. Saya berikan kepada ibu “sudah makan?” tanya ku. “Belum” Jawab ibuku. Ini ada sate kuberikan padanya. Dari wajahnya terpancar rona bahagia. Sambil membuka bungkusan kutanya lagi “bagaimana kesehatan ibu?” sehat jawabnya singkat. Dalam hati terima kasih “ya Allah”. Engkau telah memberikan anugrah yang terbesar dalam hidup ini. Masih bisa melihat ibu sampai saat ini