Ikhtiar itu menjalani takdir
Allah ﷻ telah menetapkan segala hal yang berkaitan dengan makhluk. Dari yang paling kecil hingga yang paling besar. Inilah yang disebut takdir. Manusia punya akal dan punya nafsu itu takdir. Manusia bisa berjalan tapi tidak bisa berjalan di atas air itu juga takdir. Besi keras, air lunak, udara berhembus itu semua ketetapan olehNya. Manusia dipaksa untuk tunduk dan ikut pada ketentuanNya. Ini satu wilayah kehidupan.
Di wilayah kehidupan lain, ada ketetapan (takdir) bagi manusia untuk menggunakan akalnya dalam memilih. Dan pilihan ini memiliki konsekuensi dan resiko yang harus siap diterima. Baik buruk, dosa pahala adalah konsekuensi dari setiap pilihan pilihan dalam menjalani kehidupan. Manusia dapat memilih untuk mencari nafkah dengan jalan halal atau haram. Manusia dapat memilih beraktivitas dengan menggunakan tangan atau bantuan mesin teknologi. Manusia dapat memilih apakah dia mau belajar atau tidak. Ini semua pada hakikatnya adalah takdir yang melekat pada kehidupan manusia. Dan manusia dipaksa ikut pada takdir tersebut.
Lantas apa perbedaan antara takdir yang pertama dengan takdir yang kedua? Jika ditinjau dari aspek pahala dan dosa, maka takdir yang pertama tidak berkaitan dengan pahala dan dosa. Ketika manusia tidak bisa terbang maka tidak ada pahala dan dosa disitu. Manusia dilahirkan dalam keadaan pria atau wanita, berkulit putih atau kuning atau hitam juga tidak ada konsekuensi pahala dan dosa. Intinya wilayah takdir yang pertama adalah wilayah dimana manusia dipaksa untuk menerima dan tidak ada kemampuan manusia untuk memilih.
Adapun wilayah kehidupan manusia yang kedua adalah wilayah dimana manusia diberikan kebebasan untuk memilih diantara pilihan yang ada. Ketika mendengar dakwah islam apakah mau ikut atau tidak itu pilihan. Ketika mendapatkan kebahagiaan apakah bersyukur atau malah semakin congkak itu juga pilihan. Ataupun saat mendapatkan musibah atau sesuatu yang tidak disenangi, apakah manusia mau bersabar atau tidak juga merupakan pilihan. Dan setiap pilihan tadi memiliki konsekuensi dan resiko yang harus siap dihadapi dan diterima.
Seseorang yang ketika mendengarkan adzan subuh apakah dia mau bergerak ke masjid atau tidak itu pilihan pada wilayah kedua. Lalu dia memilih ke masjid, apakah menggunakan kendaraan atau berjalan kaki saat berangkat ke masjid itu juga pada wilayah kedua. Ketika memilih dia berjalan kaki dan bertemu dengan jamaah masjid lainnya ditengah perjalanan ini adalah wilayah yang pertama. Tindakannya ketika bertemu dengan orang tadi apakah memberi salam atau tidak ini adalah wilayah pertama. Dan seterusnya.
Sejatinya manusia hidup dalam dua wilayah atau kondisi ini. Kondisi dimana dia dipaksa untuk menerima ketetapan, dan kondisi dimana dia diberikan kebebasan untuk memilih.
Ketika manusia memahami ketetapan dalam perjalanan hidup ini maka dia akan lebih optimis dalam menjalani hidup. Dia tidak akan gusar terhadap ketetapan yang memang tidak ada konsekuensi pahala dan dosa disitu. Rezeki, ajal dan sebagainya bukan lah sesuatu yang membebani pikirannya.
Beda halnya ketika dia berada pada wilayah dia diberikan hak untuk memilih. Maka dia akan memilih sesuatu yang memberikan resiko terbaik baginya. Dalam hal ini adalah pahala. Dan berusaha semaksimal mungkin untuk mendapatkan resiko terburuk yakni dosa.
Saat manusia sakit. Adanya takdir sakit dan sehat ini tidak ada hubungan pahala dan dosa. Yang berkaitan dengan pahala dan dosa saat manusia sakit ataupun sehat ada tindakan manusia saat merasakan sehat ataupun sakit.
Inilah ketetapan Allah swt atas kehidupan manusia. Sehingga ketika manusia sedang berusaha atau ber-ikhtiar, hakikatnya dia sedang menjalani takdir kehidupan atas dirinya. Takdir dimana dia diberikan pilihan - pilihan aktivitas kehidupan. Dan setiap pilihan ada konsekuensi dan resiko yang siap untuk dihadapi. Semoga penjelasan singkat ini membangkitkan dan menguatkan keimanan kita kepadaNya.
"Wahai diri tidak usah khawatir tentang rezeki, tapi khawatir lah jika tidak memiliki rasa sabar dan syukur".
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.
Laporkan Penyalahgunaan
Komentar