Kucing Kakak dan Wajahnya #Tantangan menulis hari ke 26
Rianti memarkir motornya didepan masjid itu. Kemudian dia menuju tempat berwudhu untuk melaksanakn shalat zuhur. Hari ini ada 2 agenda yang harus dilaksnakan. Ada pertemuan dengan ebebrapa rekan kerjanya membicarakan masalah kelanjutan program kerja organisasi, dan setelah shalat zuhur mau menemui pengawas madrasah.
Baru saja hendak hendak menuju tempat berwudhu, handponenya berbunyi. Ada panggilan masuk dari adiknya Aliya melalui WA. Dia menanyakan keberadaan Rianti ada di mana, menanyakan tetang mama namun dengan suara terbata-bata. Rianti kaget, ada apa ini... sambil terisak dia bilang “telpon aku kak, aku tak punya pulsa...” serta merta handpone Rianti dimatikannya dan dia langsung menelpon adiknya.
Rianti bertanya, ada apa? Aliya menjawab sambil tersedu-sedu “ aku lagi dinas, diluar kota, dan menginap. Aku berangkat kemarin. Sementara putri dan Riki aku tinggal dengan nenek yang biasa mengasuh merka”.
“Terus Kenapa?” Aku lanjut bertanya.
Sambil menagis dia melanjutkan ceritanya “ Putri di cakar kucing kak”, Muka berdarah dan harus di jahit”.
“Ataghfirullahal ‘azhiim....,” aku kaget. “Kok bisa dan kenapa ?”
Aku tidak tau juga, yang jelas Putri di UGD dan ada sama erawat di sana. Kata perawat di UGD, dia harus mendapatkan suntikan SAR (serum anti Rabies), itu ada disini, kalau tidak ada serum lebih lanjut lagi tapi itu I Singapura” Aliya menjelaskan lebih lanjut. “Cuma yang bikin sedih, dia nangis, aku jauh, minta tolong mama kesana ya,... “
“Ya sudah, yang penting kamu sabar, nanti sehabis shalat kakak akan segra kesana” aku berusaha menenangkannya. Akhirnya telpon kita tutup.
Aku lanjut shalat zuhur, dan melanjutkan tugasku untuk mencari pengawas madras. Setah itu aku langsung ke Puskesmas. Di puskesmas aku bertemu dengan oerawat yang tadi merawat putri. Parawat menjelaskan bahwa kondisi putrid tidak apa-apa. Mereka sudah memberikan serum anti Rabies kepada putrid. Untuk sementara kucingnya di observasi. Kalau dalam 14 hari ini kucingnya mati, otomatis putrid akan mendapatkan pengobatan lanjutan. Tapi kalau tidak semoga dia tidak apa-apa. Dan wajahnya pun tidak ada di jahit. Hanya luka dibeberapa tempat.
Setelah mendengarkan penjelasan dari perawat yang ada di sana, aku langsung kerumah putrid. Dan kudapi dia sedang main seperti biasa. Lalu aku bertnya kepadanya: “kakak kenapa? “
“Tadi kakak sedang main, tiba-tiba kucingnya berantem, mau lompat mengejar kawannya ternyata, kawannya kabur dan dan lomatannya mengnai kakak” putri berusaha menjelaskan. “terus sekarang kucingny mana” Aku bertanya
“Itu Bunda...dia lagi main” putri menunjuk kearah kucingnya. Kucingnya putih cantik, sepertinya kucing peranakan.
“Kucingnya nakal ya, bia kucingnya bunda bawa aja ya..” aku bercanda dengannya
Jangan bunda, kakak sayang sama kucingnya” Putri menolak permintaanku
“Oh..” ternyata dia masih ayang sama kucingnya.
Kucing hewan piaraan yang sangat dekat dengan manusia. Dia hewan peliharaan yang sangat menyenangkan. Apalagi dengan bentuknya yang lucu dan mengemaskan. Namun terkadang ada bahaya yang terselubung dibalik keberadaannya. Untuk itu kita mesti waspada terhadap hewan yang ada di sekeliling kita. Rianti hanya mendoakan semoga gadis kecil itu tidak apa-apa dan sembuh seperti sedia kala...
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.
Laporkan Penyalahgunaan
Komentar