Navigasi Web
Takdirku

Takdirku

Rianni si gadis kecil berambut lurus panjang sangat bergembira ketika neneknya di kampung menelpon bahwa kakek lagi menjemput dirinya untuk bersekolah di kampung. Ini merupakan keinginannya dari SD sampai sekarang ia sekolah SMA kelas 1, “udah pindah aja ke kampung sekolahnya, nenek sama kakek kesunyian di rumah, om Driga udah kerja di Pekanbaru”. Tanpa pikir panjang Rianni langsung mengiyakan walaupun belum dapat persetujuan dari ayah dan mamanya. Karena yang meminta nenek dan kakeknya, ayah dan mama Rianni tidak bisa menolak, apalagi sekarang nenek dan kakek tinggal berdua dirumah, “kasihan nenek sama kakek” kata ayah yang merupakan seorang prajurit TNI AD bertugas di Aceh, tepatnya di long ah.

Sambil bersandar dilengan kakek, Rianni memandang keluar dari sela-sela jendela Bus Pelangi yang terus melaju menuju Kota Medan dan akan berhenti di Kota Pekanbaru.

“kenapa melamun Anni”? tanyak kakek yang melirik kearah Rianni

“nggak kek, Cuma terbayang wajah mama, ayah dan adik-adik” Rianni memegang lengan kakek dengan erat.

“baru satu hari, udah kangen”

“hmm...Rianni teringat kata ayah dan mama, jangan malas belajar, jangan lupa sholat dan doakan ayah, mama, dan adik-adik...itu kata mereka kek”

“ya...namanya orang tua, tentunya memberi nasehat kepada anaknya yang lagi pergi jauh darinya” kakek menenagkan hati Rianni

“iya ya kek....masih jauh lagi Kisaran kek” tanyak Rianni yang terlihat gelisah karena terlalu capek duduk terus sepanjang perjalanan.

“masih, sebentar lagi masuk Kota Medan...baru 4-5 jam kita sampai di Kota Kisaran” jelas kakek sambil mengusap kepala cucunya dengan hangat.

Kembali Rianni memandang keluar sambil terus memegang lengan kakeknya, tak berlama lama Rianni tertidur bersandar pada kakeknya.

Sore, pukul 5 Rianni dan kakek sampai di Kisaran yang langsung disambut oleh nenek dan kerabat lainnya, nampak Rianni si gadis kecil kelelahan yang terlihat ketika sampai dirumah neneknya langsung mandi, makan dan tak berlama lama....

“ayah...mama...dik yuda...dik rainna” kebingungan Rianni, didalam rumahnya tidak ada satupun keluarganya yang nampak...terlihat sunyi, senyap dan tak ada suara. Rianni terus berlari dan berlari disekitar rumahnya, tak terlihat satu orangpun...Rianni sangat ketakutan...tiba-tiba suara memanggil dirinya.

“Rianni...” panggila seseorang diseberang jalan.

Rianni menatap orang tersebut, namun sepertinya orang tersebut tidak berbicara, dia melihat mulut orang itu tertutup.

“Rianni...jaga dirimu baik-baik nak” terdengar suara memanggil dan berbicara padanya, tetapi orang di seberang jalan terlihat tidak lagi berbicara, Rianni terlihat ketakutan, namun tiba-tiba...

Terlihat orang diseberang jalan semangkin jelas, memakai baju putih dan terlihat ada beberapa orang dibelakangnya, kemudian Rianni terkejut”ayah...mama...adik yuda...adik Rainna, kenapa kalian...” tak tahan air mata Rianni menetes, namun orang – orang tersebut pergi menjauh dari Rianni dan menuju laut yang lagi berombak besar...

“ayah...mama...dik Yuda...dik Rainna...jangan tinggalkan aku...ayah...mama” teriak Rianni sekeras-kerasnya.

“Rianni...Rianni...Rianni kenapa kamu nak”

Rianni terlihat kebingungan, dihadapannya ada neneknya...

“mana ayah nek...mana mama nek...mana adik-adik nek...kok nggak ada” terlihat Rianni mencari-cari...”kemana mereka nek” tanyak Rianni kepada neneknya.

Nenek seketika terduduk, dan menangis, dilihatnya wajah Rianni dengan penuh rasa hibah dan cinta.

“kenapa nenek menagis” keheranan Rianni melihat neneknya

“kamu tadi mimpi nak”

“iya ya nek...akukan dirumah nenek” Rianni mulai tersadar, “mimpinya kok seram sekali ya nek...ayah dan mama serta adik-adik pergi jauh menuju kelaut meninggalkan aku, pakai baju putih pula lagi” cerita Rianni kepada neneknya.

Nenek hanya terdiam, menarik nafas dalam-dalam dan kemudian dia berkata “Rianni cucu nenek tersayang...kakek tadi dapat telepon dari temannya di Aceh...baru saja ada tsunami di Aceh” nenek terdiam sambil menitikkan air mata.

“terus kenapa nek” bertanyak Rianni penasaran

“tempat tinggal kalian di Aceh juga kena tsunami...tidak ada yang selamat nak” nenek memeluk cucunya dengan erat

Rianni terdiam...wajahnya pucat, antara mimpinya dengan cerita neneknya sangat berkaitan...Rianni berucap “Innalillahi wa innalrojiun...mama aku akan menjaga diriku baik-baik dan selalu dalam sholatku akan mendoakan kalian semua” berucap Rianni menangis dalam pelukan neneknya. “Ternyata diriku ditakdirkan selamat dari tsunami, Allah maha mengetahui” batin Rianni.

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar




search

New Post