Semenjak kejadian kejebur di sungai, Udin sudah sebulan ini selalu sholat lima waktu. Seperti pagi ini, Udin berjalan menuju Masjid Nurul Yaqin untuk melaksanakan sholat subuh.

“saya duluan ya Din” kata Pak Haji Yusuf yang menghendarai vespa berbonjengan dengan anaknya.

“ya Pak Haji...silakan” jawab Udin tersenyum, sambil terus berjalan dengan langkah mantap menuju masjid.

Setelah selesai berdoa, Udin berjalan sendiri kembali sambil terus berzikir. Tiba-tiba Udin terjatuh tersungkur kedepan, “auw...” Udin menjerit kesakitan, lutut kakinya terasa sakit.

“apa ni” kata Udin, terlihat sebuah tas besar, ya...ternyata dia tersandung tas besar hitam.

“tas siapa ni, terbuka tasnya” batin Udin, diambilnya hp-nya dan dinyalai lampu senternya.

“uang!!!!” terkejut Udin, “banyak kali”

Udin cepat-cepat menutup seleting tas tersebut, langsung diambil tas tersebut. Untung saja sepanjang jalan masih sunyi, tidak ada orang yang lewat.

Sampai di rumah, Udin langsung membuka isi tas tersebut, ternyata uang lembaran seratus ribu begitu banyak, ditambah lagi beberapa perhiasan emas seperti gelang, kalung dan cincin.

“aku bisa kaya nih...”Udin tersenyum lebar

“aku simpan dalam lemari aja dulu, nanti aku pikirkan dimana uang sama perhiasan ini aku simpan” batin Udin dengan rasa senang.

“Udin...Udin, ngapain kamu dikamar, ni serapan sudah emak siapkan” kata emak Udin dari dapur.

“sebentar mak, Udin ada kerjaan dulu dikamar” jawab Udin

Malam itu Udin selepas sholat magrib mengikuti pengajian di masjid, Haji Yusuf sebagai penceramahnya.

“saudara jamaah masjid, jika kita menemukan sesuatu barang, hendaknya kita pulangkan saja kepada pemiliknya, karena barang tersebut bukan milik kita, jika barang tersebut kita pergunakan maka kita akan diminta pertanggungjawabannya” Haji Yusuf memberikan nasehat ceramah kepada jamaah masjid.

“haram hukumnya kita memakai atau mempergunakan barang tersebut” lanjut Haji Yusuf

Udin terasa tersentak mendengar ceramah Haji Yusuf, sepertinya Haji Yusuf mengetahui perbuatannya tadi subuh.

“ah...tak mungkin Haji Yusuf mengetahuinya, kebetulan saja isi ceramahanya sama dengan kejadian subuh tadi” batin Udin.

Udin tertunduk malu mendengar isi ceramah Haji Yusuf.

“Udin...” kata Haji Yusuf

“Udin...kamu ngantuk?” tanyak Haji Yusuf

Udin terkejut mendengar kata Haji Yusuf, cepat Udin melihat wajah Haji Yusuf “tidak Pak Haji, hanya menyimak ceramah Pak Haji” jawab Udin

“ohhh...bagus tu Din, tapi setelah sholat isya saya mau bicara sama Udin ya” kata Haji Yusuf

“ iya Pak Haji” kata Udin tanda tanyak dalam haji.

“ada apa Pak Haji mau berbicara sama aku ya” batin Udin lagi

Udin menunggu Haji Yusuf di teras masjid, dia hanya tersenyum ketika beberapa orang menyapa untuk duluan pulang, sambil menunggu Haji Yusuf, Udin melihat-lihat papan pengumuman yang ada diteras masjid.

“Din...sini, masuk kemasjid” kata Haji Yusuf

“iya Pak Haji” jawab Udin

Udin mengikuti Haji Yusuf masuk ke masjid dan duduk berhadapan dengan Haji Yusuf.

“begini Udin, bapak lihat Udin lagi istiqomah untuk memperbaiki diri” kata Haji Yusuf membuka pembicaraan.

“ya pak” balas Udin

“tadi siang bapak didatangi emak kamu Din”

“ngapain Pak Haji?”

“emak kamu jumpai tas berisi duit sama perhiasan di kamarmu” kata Haji Yusuf, “benar tu Din?” tanyak Haji Yusuf mengintrograsi

“emak berkata gitu Pak Haji?” tanyak Udin kembali

“benar Din, masak emak mu bohong!” kata Pak Haji kembali

Wajah Udin memerah, tak disangkahnya emaknya mengetahui persoalan tas itu.

“benar Pak Haji, saya menyimpan tas berisi duit dan perhiasan” jawab Udin mulai jujur

“dapat darimana kau Udin? Nyuri?” tanyak Pak haji sambil agak melototkan matanya.

“enggak Pak Haji, berani sumpah!!” kata Udin keras

“terus dapat dari mana?” serang Pak Haji

“depan warung Kak Atiek Pak Haji”

“coba kamu ceritakan dengan benar”

“gini Pak Haji, habis sholat subuh tadi pagi, aku melihat tas di depan warung Kak Atiek, lalu aku lihat tas tersebut terbuka seletingnya, kemudian aku lihat isinya duit...langsung aja aku ambil dan bawak pulang...gitu Pak Haji” cerita Udin kepada Pak Haji Yusuf.

Haji Yusuf mendengar cerita Udin sambil melihat raut wajah si Udin, dilihatnya Udin berbicara dengan jujur, matanya tak terlihat ada kebohongan di dalam ceritanya.

Pak Haji Yusuf menghela nafas, kemudian berkata “itu uang mau kau apain Din” tanyak Pak Haji selidik.

“itulah Pak Haji, rencananya mau jadikan modal sama bantu emak untuk berobat sakitnya” jawab Udin

“ehmm...tadi kamu dengar ceramah saya Din?” Pak Haji bertanyak kembali

“dengar Pak Haji, saya simak juga Pak Haji”

“terus”

“jadi bimbang saya Pak Haji”

“bimbang gimana Din?”

“takut dosa”

“kamu saya nasehatin, mau Din?”

“iya Pak Haji”

“uang dan perhiasan itu jangan kamu pergunakan, itu bukan milik mu”

“ya Pak Haji”

“barang kali pemilik tas tersebut lagi kesusahan atas kehilangan barang itu, kan kasihan Din”

“iya Pak Haji”

“kamu juga jangan memakan hasil yang haram,...jadi kalau kamu tidak tahu siapa pemiliknya sebaiknya kamu serahkan saja ke Kantor Kepolisan” kata Pak Haji

“baik pak Haji”

Lega hati Udin mendengar nasehat Pak haji Yusuf, rasanya imannya kembali naik...ya...cobaan untuk memperbaiki diri ternyata sangat berat.

“tapi Pak Haji, aku nggak berani sendirian...nanti aku malah dituduh mencuri” kata Udin kepada Pak Haji Yusuf

“besok pagi kamu saya antar bersama pak RT dan Pak Bripka Samsuar ya” kata Pak Haji Yusuf

“baik Pak Haji, terima kasih”

Udin merasa seperti memiliki banyak saudara, ya dimana kita mau memperbaiki diri, disitu banyak dimudahkan oleh Allah SWT.