Sajak Anak Negeri
#MenulisHariKe_163
#MediaGuruIndonesia
#Gurusiana
Sajak Anak Negeri
Aku mengatakan cinta pada burung manyar yang hinggap di bahu jalan
kakinya pincang dengan sobekan bulu usang bertuliskan pilihan
terseok-seok merenungi sejarah di bawah kaki gedung-gedung yang angkuh
//
Aku pun mengelus bahu juru tulis;
yang jemarinya lumpuh tanpa bisa lagi bicara
kata-katanya tak jua merdeka
biarkan saja
__hari ini mereka libur bicara
//
Sejurus kuhibur penanam padi
Padinya tak lagi berbuah karena tanahnya tergerus kawasan elite
Malah mereka mengunyah butiran biji imporan
pengganjal jeritan lambung-lambung kesepian
was-was; tak lagi bisa menanam
//
Anak-anak tak lagi berlarian ke sana kemari
Jemarinya sibuk menggenggam masa depan yang entah tak nampak di pelupuk mata
Di atas keyboard gawai mereka tak banyak bersuara
Diam seribu bahasa tetapi leluasa bercerita di dunia maya
Bahkan tak lagi kutemukan mereka punya rasa malu dalam bertingkah laku
Tak lagi ada batas
//
Rumahku sedang bersolek
Polesannya cantik tapi sayang kurang bahan
Semua serba tanggung untuk kunikmati
Hanya bisa terdiam dan bersajak untuk negeri
Menanti datangnya pelangi yang terduduk rapi
Menanti juru cerita yang berkawan dengan rakyat jelata
Agar diri terhibur nyanyian-nyanyian mantera
//
Rangkasbitung, 10 April 2021. 19.10
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.
Laporkan Penyalahgunaan
Komentar
Keren bunda
Terima kasih, bunda puspa lestari
Keren diksinya...sarat makna. Batokallah bu Ria
Terima kasih, ibukuuu
Terima kasih