Baru Kau Rasa
Kutatap gunung hijau dari kejauhan,semburat cahaya langi di ufuk barat,indah lukisan Illahi tiada taranya,kesempurnaaan toafa cela.Angin gunung berhembus membelai rambut yang tergerai menutup mata,kau tersenyum dibalik awan yang berarak.
Di sini di batu cadas ini,terakhir kita bertemu dan kau goreskan luka yang berdarah,kau putuskan layang-layang cinta yang sedang terbang indah mengikuti arus angin.Harapku setinggi bintang,tiba-tiba tali benang itu kau putuskan hingga layang-layang itu terbang,entah ke mana tanpa arah.
Sentuhan jari di bahuku,membuatku tersentak dari lamunan masa lalu,ternyata aku tidak sendiri di bukit ini.Kau datang menyusun sepuluh jari memohon untuk kembali,merajut benang cinta yang dulu sudah kau putuskan.Namun luka itu masih menganga ,aku tak ingin membuka buku yang telah usang itu.Maafkan aku ..tingggalkan aku,karena disudut hati ini telah ada penggantimu,yang setia dan memberikan 3 permata hatiku.Kini baru kau rasa betapa cinta butuh kesetiaan,bukan cinta dan rupa.
Tantangan menulis guru siana
Hari ke-1
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.
Laporkan Penyalahgunaan
Komentar
Kereeen pentigrafnya. Sukses selalu. Salam literasi
Tulisan yang keren. Semangat terus, Bunda...
Mantap