Pak Anton bergegas jalannya, hari itu sehabis mengurus nasibnya di dinas pendidikan dia keluar dan berjalan menyusuri jalan sepi di samping kantor. Pak anton seorang guru yang baru saja mengajukan pindah kerja. Dia berjalan keluar dari kantor dinas, tidak tahu sebabnya kenapa jalan itu kelihatan sepi tidak seperti baisanya. Tiba-tiba pak anton merasa ada langkah kaki yang mengikutinya. Dia lirik kebelakang seorang laki-laki berpakaian lusuh berambut gondrong. Seolah laki-laki itu mengikuti langkah pak Anton. Setiap pak Anton berhenti laki-laki itu juga berhenti, saat pak Anton jalan juga ikut jalan. Getaran rasa kuwatir mulai muncul dalam hati pak Anton. Bagaimana tidak di tempat sepi tidak ada orang lain, jangan-jangan laki-laki itu...

“Pak ! “ tiba-tiba terdengan suara seperti agak membentak dari laki-laki itu. Makin tidak karuan perasaan pak anton. Muncul pemikiran mengandai andai kalau laki-laki itu menyerang apa yang di lakukan. Dengan agak ragu dan tetap kawatir pak Anton mengehentikan langkah dan berbalik. Betapa kegetnya saat laki-laki itu sudah di dekatnya. Tampak meski lusuh tapi tegap dan di mulutnya tersungging senyuman lebar.

Melihat senyuman itu, masih ada tanda tanya dalam benak pak Anton, tentang laki- laki di depannya itu. Kemudian laki-laki itu menjulurkan tangannya mengajak jabat tangan, dengan agak ragu pak Anton juga menyambut tangan itu , dan begitu erat laki-laki itu menggenggam tangan. Tanpa di tanya laki-laki itu bercerita bahwa dia adalah bekas muridnya SMP yang sekarang menjadi anggota polisi dan dines di bagian reserse. Pak Anton pun lega mendengar cerita itu kemudian merangkul bekas murid itu sambil mengucapkan terima kasih masih mengingat gurunya.