Tantangan Menulis 30 Hari (10) Antusias Peserta Pembinaan Guru Penyelenggaraan Jenazah
Pembinaan guru penyelenggaraan jenazah. Setelah lulus seleksi, guru diberikan pembinaan dan pemberian materi serta kompetensi dalam menyelenggarakan jenazah. Pembinaan ini dilakukan oleh Bagian Kesra kabupaten Solok Selatan. Guru yang mengikutu kegiatan ini sebanyak 52 orang. Pembinaan tersebut dilaksanakan selama dua hari tanggal 26-27 Februari 2020 di Wisma Zaitun.
Untuk memberikan bekal yang mantap sebelum mengajar siswa mengenai tata cara penyelenggaan jenazah, kesra bekerja sama dengan Universitas Islam Negeri Imam Bonjol Padang. Tak tanggung-tanggung, panitia mendatangkan tiga orang doktor dan satu orang magister agama yang ahli di bidangnya untuk memberikan ilmunya kepada para peserta yang sudah lulus.
Salah satu narasumber yang memberikan materi dalam kegiatan ini adalah Dr. Ihsan Sanusi, M.Ag. Beliau meemberikan materi dengan bahasa yang lugas, sederhana dan mudah dicerna oleh para peserta. Dengan gayanya blak-blakan memberikan materi memberikan daya tarik tersendiri bagi seluruh peserta yang hadir, terkadang celetukannya membuat gelak tawa, sehingga rasa kantuk pun lari menjauh.
Materi dalam penyelenggaran jenazah ini diberikan secara jelas, mulai dari seorang yang sedang sakaratul maut sampai pada ziarah kubur. Pada hari pertama diberikan teori-teori dan ilmu tentang penyelenggaraan jenazah dan pada hari kedua dilanjutkan dengan praktek. Bagaimana menghadapi orang yang sakaratul maut, cara memandikan, mengkafani, dan menyolatkan jenazah.
Antusias peserta sangat luar biasa ketika akan dilaksanakan prakek. Kain kafan sudah tersedia, kelompok-kelompok kecil sudah dibagi, siapa yang akan jadi jenazahnya. Belajar langsung dengan prakeknya akan lebih bermakna dan lebih cepat paham dibandingkan dengan teori saja.
Walaupun dalam prakteknya masih terjadi perbedaan-perbedaan. Mulai dari segi doa atau tata caranya. Namun itu adalah khilafiah yang tak perlu diperdebatkan. Kalau masih dalam hal yang furu’ (cabang) terjadi perbedaan pendapat, itu bukanlah masalah. Tapi, ada dalil yang mendasari hal tersebut.
Selanjutnya para peserta setelah mengikuti pembinaan ini, mereka mampu memberikan ilmunya kepada siswa-siswa yang berada di 13 sekolah yang menjadi pilot projek. Tidak hanya ilmu atau teori saja, tapi keterampilan yang sangat penting dimiliki oleh siswa dalam penyelenggaraan jenazah.
Faktanya, banyak kita temui di tengah-tengah masyarakat, bahwa banyak yang tidak mampu menyelenggarakan jenazah. Seorang anak tak mampu memandikan, mengkafani, bahkan menyolatkan jenazah orang tuanya. Sehingga harus mendatangkan buya atau ustaz dari luar untuk menyelenggarakan jenazah orang tuanya. Padahal yang lebih utama untuk menyelengarakan jenazah orang tua adalah anaknya. Atau orang-orang yang memiliki hubungan nasab dengannya.
Untuk itu, sangatlah penting program penyelenggaraan jenazah ini diberikan kepada siswa. Sehingga mereka mempunyai ilmu dan keterampilan dalam penyelengaraan jenazah.


Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.
Laporkan Penyalahgunaan
Komentar