Rezi Rahmat

Rezi Rahmat, M.Pd. Lahir di Muaralabuh, 28 Agustus 1994. Jenjang pendidikan SD, MTs, MA di kampung halaman (Muara Labuh), dan pendidikan Strata 1 (S1) dan Strat...

Selengkapnya
Navigasi Web
Menyikapi Wabah Covid-19 dalam Kacamata Islam (27)
Sumber: foto hallosehat.com

Menyikapi Wabah Covid-19 dalam Kacamata Islam (27)

Beberapa negara di dunia sudah mulai menerapkan lockdown di negara mereka. Lockdown merupakan penutupan akses masuk atau keluar bagi warga negara yang sedang terkena wabah Covid-19 atau corona. Hal ini dimaksudkan untuk mencegah mnyebarnya virus Covid -19 ini ke negara-negara lain dan untuk menekan jumlah warga negara terjangkit virus tersebut.

Indonesia sekarang juga sedang mengkaji lebih jauh, apakah perlu diterapkan langkah lockdown ini atau tidak. Namun di sebagian kota dan kabupaten mengambil langkah cepat untuk melindungi warganya dari wabah virus covid-19. Bukan dengan jalan lockdown, melainkan dengan meniadakan kegiatan-kegiatan yang sifatnya menimbulkan keramaian. Seperti car free day di Jakarta dan Padang. Atau mengganti pembelajaran tatap muka dengan e-leaning. Bahkan kebiasaan berjabat tangan saat bersalaman dengan bersalaman menggunakan siku seperti yang pernah di contohkan Bapak Jusuf Kala dan Ibuk Sri Mulyani, atau bersalaman yang tidak bersentuhan.

Selain itu, pemerintah juga selalu mengingatkan kepada warga masyarakatnya untuk melakukan perilaku hidup bersih. Membiasakan mencuci tangan dengan sabun, memakai masker, dan lain sebagainya.

Sebenarnya wabah penyakit seperti ini pernah terjadi di masa Rasulullah ﷺ. Bagaimana Islam menyikapi jika terjadi wabah penyakit yang menular? Coba perhatikan hadis Rasulullah ﷺ berikut ini:

“Dari Abdullah bin Amir RadhiyaAllahu ‘anhu, bahwasanya Umar RadhiyaAllahu ‘anhu pernah berpergian menuju Syam. Ketika sampai di daerah Sargh datang kabar kepada beliau bahwa telah tersebar wabah di Syam. Kemudian Abdurrahman bin ‘Auf RadhiyaAllahu ‘anhu mengabarkan kepada beliau bahwa Rasulullah ﷺ  bersabda: “Apabila kalian mendengar wabah ada disuatu negeri maka janganlah kalian mendatanginya, dan apabila wabah tersebut berada disuati negeri sementara kalian berada di dalamnya, maka janganlah kalian keluar untuk melarikan diri darinya.” (H.R Bukhari)

Dari hadis di atas jelas bahwa wabah penyakit menular pernah terjadi di negeri Syam. Maka ketika ada wabah penyakit yang melanda suatu negeri, yang Rasul ajarkan adalah menghindarinya, jangan sampai masuk ke negeri atau daerah tersebut. Namun jika terlanjur berada di dalam negeri itu, jangan keluar. Maksud jangan keluar disini adalah mengisolasi atau mengkarantina supaya tidak menyebarluaskan penyakit tersebut.

Disamping mengikuti petunjuk yang diajarkan Nabi dalam menyikapi terjadinya wabah ini, sebagai seorang yang beraga Islam selayaknya kita meminta pertolongan kepada Allah SWT. kenapa? Karena tidak ada sesuatu apapun yang terjadi di dunia ini, kecuali atas izin-Nya. Oleh sebab itu, selalu memohon ampun dan berdoa kepada-Nya. Rasulullah mengajarkan doa kepada umatnya supaya terhindar dari mara bahaya. Perhatikan doa dibawah ini:

بسم الله الذي لا يضر مع اسمه شيء في الارض ولا في السماء

“Dengan menyebut nama Alah yang dengan nama-Nya segala sesuatu di lagit dan di bumi tak akan membahayakan, dan Dia Maha mendengar lagi Maha mengetahui.”

Doa di atas dibaca sebanyak 3 kali. Mudah-mudahan kita terhindar dan dijauhkan dari segala wabah penyakit termasuk covid-19. Aamiin ya Rabbal ‘Alamiin.

 

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar




search

New Post