Renny Oktarina

Belum menuliskan informasi profilenya.

Selengkapnya
Navigasi Web
RANGKUMAN KONEKSI ANTAR MATERI MODUL 3.1 PENGAMBILAN KEPUTUSAN
Pendidikan Guru Penggerak Angkatan 6

RANGKUMAN KONEKSI ANTAR MATERI MODUL 3.1 PENGAMBILAN KEPUTUSAN

“Mengajarkan anak menghitung itu baik, namun mengajarkan mereka apa yang berharga/utama adalah yang terbaik”(Teaching kids to count is fine but teaching them what counts is best).Bob Talbert

Ada makna yang dalam terdapat pada kutipan di atas. Menurut saya makna tersebut merupakan sebuah pesan kepada guru untuk tidak hanya sekedar memberi ilmu. Hal ini selaras dengan tujuan pendidikan menurut Ki Hajar Dewantara, yakni menuntun segala kodrat pada murid-murid, agar mereka dapat menjadi manusia yang mandiri, selamat dan bahagia baik sebagaimanusia maupun sebagai anggota masyarakat. Kutipan di atas juga bermaksud bahwa di sekolah pengajaran tentang ilmu-ilmu itu baik, tapi ada yang lebih penting dari sekedar ilmu yakni sesuatu yang disebut berharga pendidikan budi pekerti yang meliputi cipta rasa karsa dan raga, penanaman nilai-nilai kebajikan, serta mengasah setiap potensi sesuai dengan minat dan bakat murid, hingga guru mampu menebalkan garis samar yang ada pada murid-murid, menuntun mereka sesuai dengan kodratnya.

· Bagaimana filosofi Ki Hajar Dewantara dengan Pratap Triloka memiliki kaitan dengan penerapan pengambilan keputusan sebagai seorang pemimpin?

Education is the art of making man ethical.Pendidikan adalah sebuah seni untuk membuat manusia menjadi berperilaku etis.~ Georg Wilhelm Friedrich Hegel ~

Modul pendidikan guru penggerak menghantarkan saya pada sebuah pemahaman yang mulai kompleks terhadap peran “GURU” dalam pendidikan. Sebuah kalimat dari George Wilhelm Friedrich Hegel, Pendidikan adalah sebuah seni untuk membuat manusia menjadi berperilaku etis. Pendidikan menjadi point utama dalam membangun peradaban yang beretika, menjadikan generasi penerus bangsa tumbuh dengan bijaksana. Selaras dengan sekolah sebagai institusi moral, sekolah harus terus tumbuh dan menyesuaikan dengan peradaban zaman, agar pendidikan tetap menjadi point utama yang disampaikan dengan cara-cara yang sesuai. Guru sebagai pendidik harus terus mengembangkan, membina, dan memimpin sekolah-sekolah yang toleran dan demokratis menjadi tempat yang humanis, sehingga mendukung setiap tumbuh dan kembang perilaku murid sesuai dengan nilai-nilai kebajikan.

Dalam hal ini filosofi Ki Hajar Dewantara dengan Pratap Triloka yaitu Ing Ngarso Sung Tulodho, Ing Madyo Mangun Karso, Tut Wuri Handayani patut menjadi pegangan bagi seorang guru, agar mampu mengambil keputusan untuk dapat berdiri di depan menjadi dan memberi teladan bagi peserrta didik, berdiri di tengah-tengah membangkitkan semangat, dan di belakang memberi dorongan. Filosofi ini akan menanamkan nilai-nilai yang akan menjadi panutan bagi peserta didik, untuk dapat tumbuh dan berkembangan menjadi manusia yang mandiri, selamat dan bahagia. Dengan memegang teguh Filosofi Ki Hajar Dewantara maka seoarang guru akan memiliki pertimbangan yang matang dalam mengambil keputusan terkait permasalahan yang di temui demi keberpihakkan terhadap murid-murid. Terlebih penting peran ketika seorang guru menjadi pemimpin pembelajaran dalam pengembangan sekolah. Filosofi Ki Hajar Dewantara akan menuntun setiap keputusan sehingga selalu berdasarkan pada keberpihakan pada murid, sesuai dengan nilai-nilai kebajikan universal, dan dapat dipertanggung jawabkan.

· Bagaimana nilai-nilai yang tertanam dalam diri kita, berpengaruh kepada prinsip-prinsip yang kita ambil dalam pengambilan suatu keputusan?

Filosofi Ki Hajar Dewantara akan menanamkan nilai-nilai kebajikan dalam diri seorang guru. Sebagai pemimpin pembelajaran atau sebagai pemimpin dalam pengembangan sekolah, nilai-nillai kebajikan tersebut akan berdampak pada prinsip-prinsip dalam pengambilan suatu keputusan. Nilai-nilai tersebut akan menjadi potensi dalam mengenali dan menganalisis suatu permasalahan sehingga mampu mengambil keputusan yang tepat dalam menyelesaikannya. Seperti nilai berkolaborasi, nilai tersebut akan menuntun guru dalam mengahadapi setiap permasalahan dengan bermusyawarah, kemudian nilai reflektif sehingga mampu memaknai pengalaman yang terjadi dalam lingkungan sekolah. Mengedepankan hal-hal baru berdasarkan pengembangan hal-hal yang terjadi sebelumnya dengan keputusan yang lebih bijak berdasarkan nilai inovatif dan memiliki inisiatif untuk terus bergerak dalam peningkatan kualitas pendidikan.

· Bagaimana materi pengambilan keputusan berkaitan dengan kegiatan ‘coaching’ (bimbingan) yang diberikan pendamping atau fasilitator dalam perjalanan proses pembelajaran kita, terutama dalam pengujian pengambilan keputusan yang telah kita ambil? Apakah pengambilan keputusan tersebut telah efektif, masihkah ada pertanyaan-pertanyaan dalam diri kita atas pengambilan keputusan tersebut? Hal-hal ini tentunya bisa dibantu oleh sesi ‘coaching’ yang telah dibahas pada sebelumnya.

Tentu tidak hanya selesai sampai disitu. Seperti yang disampaikan oleh mentri pendidikan bahwa beban dan amanah kepemimpinan adalah mengimbangi semua prioritas yang terpenting, dalam membuat perubahan, apalagi perubahan yang transformational, pasti ada kritik. Guru dengan perannya sebagai pemimpin tentu akan sangat memungkinkan dihadapkan pada sebuah dilema atau bahkan bujukan moral. Pengambilan keputusan antara benar lawan benar, atau benar lawan salah. Teknik coaching dirasa adalah strategi yang tepat sebagai upaya dalam membantu proses pengambilan keputusan. Coaching akan menjadi strategi yang menuntun dan membimbing seseorang dalam me sebuah permasalahan, namun orang itu sendiri yang akan memaksimalkan potensi dirinya demi menemukan jalan keluar dari permasalahannya. Teknik coaching TIRTA sangat efektif untuk dikombinasikan dengan pengambilan keputusan yang berpedoman pada 9 langkah pengujian pengambilan keputusan.

· Bagaimana kemampuan guru dalam mengelola dan menyadari aspek sosial emosionalnya akan berpengaruh terhadap pengambilan suatu keputusan khususnya masalah dilema etika?

Aspek sosial emosional akan turut andil dalam menuntun seseorang mengambil keputusan. Guru sebagai pemimpin haruslah mampu mengenali dan mengasah keteramilan sosial emosionalnya. Baik atau tidaknya keterampilan sosial emosioal seorang guru akan menentukan bagaimana teknik penyelesaian suatu dilema etika yang dihadapi. Keterampilan sosial emosional akan menuju pada cara-cara yang kolaboratif antara guru dan murid, maupun guru dengan guru dalam menerapkan pengetahuan, keterampilan dan sikap positif mengenai aspek sosial emosionalnya. Dengan aspek tersebut guru dapat mempertimbangkan hasil pengambilan keputusannya yang dilandasi oleh pengelolaan diri, kesadaran diri, kesadaran sosial, keterampilan berelasi dan pengambilan keputusan yang bertanggung jawab yang tentunya berhubungan langsung dengan keputusan yang well being. Well being adalah kondisi individu yang memiliki sikap positif bagi diri sendiri dan orang lain sehingga dapat membuat keputusan yang penuh dengan kebajikan dan kebijakan.

· Bagaimana pembahasan studi kasus yang fokus pada masalah moral atau etika kembali kepada nilai-nilai yang dianut seorang pendidik?

Untuk pembahasan studi kasus yang fokus pada masalah moral atau etika difokuskan pada kesadaran diri atau self awareness serta keterampilan berelasi dalam mengambil sebuah keputusan. Kita dapat berpedoman pada sembilan langkah pengambilan dan pengujian keputusan terutama pada uji legalitas untuk memastikan apakah permasalahan tersebut termasuk dilema etika yang merupakan masalah benar lawan benar atau merupakan kasus bujukan moral yang berarti benar lawan salah. Jika masalah adalah kasus bujukan moral maka tentu dengan nilai-nilai kabjikan yang ada dalam diri seorang pemimpin kita semestinya berpegang teguh pada nilai kebenaran.

· Bagaimana pengambilan keputusan yang tepat, tentunya berdampak pada terciptanya lingkungan yang positif, kondusif, aman dan nyaman.

Setiap aspek materi pembelajaran ini hadir dan tumbuh menjadi satu kesatuan, dengan filosofi KHD, nilai dan peran guru penggerak, keterampilan sosial emosional hingga teknik pengambilan keputusan yang berdasarkan nilai-nilai kebajikan baik Pengambilan keputusan yang tepat, dapat berdampak pada terciptanya lingkungan yang positif, kondusif, aman dan nyaman. Kondisi tersebut dapat terwujudkan apabila kita dapat mengimplementasikannya dalam pola pendekatan yang lebih tertata dan sistematis. Sesuai dengan pembelajaran yang terdapat dalam modul ini, sebuah pendekatan Inkuiri Apresiatif yaitu strategi perubahan kolaboratif berbasis kekuatan atau yang lebih kita kenal tahapan BAGJA.

· Apakah tantangan-tantangan di lingkungan Anda untuk dapat menjalankan pengambilan keputusan terhadap kasus-kasus dilema etika ini? Adakah kaitannya dengan perubahan paradigma di lingkungan Anda?

Tantangan yang sering dihadapkan dalam menghadapi dilema etika adalah perbedaan sudut pandang, cara berfikir, daan perbedaan keterampilan sosial emosional.

· Apakah pengaruh pengambilan keputusan yang kita ambil ini dengan pengajaran yang memerdekakan murid-murid kita? Bagaimana kita memutuskan pembelajaran yang tepat untuk potensi murid kita yang berbeda-beda?

Pengambilan keputusan yang di ambil dengan menggunakan paradigma, prinsip pengambilan keputusan serta 9 langkah pengujian pengambilan keputusan tentu akan memberi pengaruh dalam memerdekakan murid-murid. Tujuan akhir dari proses pembelajaran yang kita lakukan adalah pembelajaran dengan konsep merdeka belajar. Dalam merdeka belajar, murid diberikan keleluasaan untuk berpikir, untuk memutuskan sesuai dengan kekuatan kodrat alam dan kodrat zamannya. Murid pun dapat mencapai keselamatan dan kebahagiaan dalam belajar sesuai dengan potensinya masing-masing. Sehingga keputusan yang kita ambil tidak akan merusak tatanan potensi diri mereka masing-masing.

· Bagaimana seorang pemimpin pembelajaran dalam mengambil keputusan dapat mempengaruhi kehidupan atau masa depan murid-muridnya?

Dari beberapa pernyataan yang telah dikemukakan sebelumnya, sejatinya seorang pemimpin pembelajaran dalam mengambil keputusannya dapat memberi dampak positif bagi masa depan murid-muridnya. Seperti halnya Ki Hadjar Dewantara umpamakan, jika murid-murid itu diibaratkan benih tanaman jagung dan guru sebagai petaninya. Tentunya sang petani harus merawat benih itu dengan baik. Petani dengan penuh rasa tanggung jawab akan memberi pupuk yang cukup, menyiangi serta menyiraminya dengan baik. Segala keputusan yang petani ambil murni demi menjaga dan merawat benih itu hingga tumbuh menjadi tanaman jagung yang bermanfaat bagi orang lain.

· Apakah kesimpulan akhir yang dapat Anda tarik dari pembelajaran modul materi ini dan keterkaitannya dengan modul-modul sebelumnya?

Kesimpulan akhir yang dapat saya ambil dari pembelajaran modul ini adalah :

1. Implementasi pengambilan keputusan oleh seorang guru haruslah dengan berlandaskan pada filosofi Ki Hajar Dewantara, hal ini terkait dengan peran guru sebagai pemimpin pembelajaran.

2. Pengambilan keputusan berlandaskan pada budaya positif dengan menggunakan pendekatan Inkuiri Apresiatif BAGJA, yang akan mengantarkan murid pada lingkungan yang positif, kondusif, aman dan nyaman (well being).

3. Dalam pengambilan keputusan, seorang guru harus didasari pada kesadaran penuh (mindfulness) dalam upaya memfasilitasi murid menjadi bagian dari Profil Pelajar Pancasila.

4. Dalam upaya mewujudkan profil pelajar pancasila, terkadang akan ditemui kondisi dilema etika dan bujukan moral, maka dari itu diperlukan kemampuan menganalisa permasalahan tersebut, baik itu paradigma dilema etika, memikirkan dan memilih penyelesaian sesuai dengan prinsip pengambilan keputusan dan melakukan pengujian pengambilan keputusan. sembilan langkan strategi pengambilan dan pengujian keputusan dalam memecahkan permasalahan agar keputusan tersebut berpihak pada murid serta demi terwujudnya iklim merdeka belajar.

· Sejauh mana pemahaman Anda tentang konsep-konsep yang telah Anda pelajari di modul ini, yaitu: dilema etika dan bujukan moral, 4 paradigma pengambilan keputusan, 3 prinsip pengambilan keputusan, dan 9 langkah pengambilan dan pengujian keputusan. Adakah hal-hal yang menurut Anda di luar dugaan?

Saya memahami konsep-konsep dalam modul ini sejauh yang telah dibahas dan telah ada dalam modul ini. Tentu itu belum cukup untuk menjadi modal pengetahuan untuk implementasi dalam kondisi real pada lingkungan sekolah yang lebih lanjut. Latihan dan terus belajar, mencoba dan terus berbuat, bentindak dan terus merefleksikan setiap tindakan tersebut dengan berdasarkan ilmu yang telah dipahami dari modul ini.

· Sebelum mempelajari modul ini, pernahkah Anda menerapkan pengambilan keputusan sebagai pemimpin dalam situasi moral dilema? Bilamana pernah, apa bedanya dengan apa yang Anda pelajari di modul ini?

Sebagai seorang guru, tidak jarang saya dihadapkan dengan sebuah kasus yang ternyata disebut dengan dilema etika, yaitu permasalahan yang menuntut sebuah keputusan antara benar lawan benar. Hanya saja pada saat itu saya belum mengenal yang disebut dengan prinsi pengambilan keputusan, langkah-langkah pengujian pengambilan keputusan dan paradigma tentang dilema etika.

· Bagaimana dampak mempelajari konsep ini buat Anda, perubahan apa yang terjadi pada cara Anda dalam mengambil keputusan sebelum dan sesudah mengikuti pembelajaran modul ini?

Saya mempelajari konsep ini dengan mengikuti setiap alur kegiatan yang telah di tentukan. Kegiatan ini memberi pengetahuan, pemahaman, dan pengalaman baru bagi saya. Semakin banyak perubahan yang dapat saya rasakan, terutama dalam hal pengembangan potensi kepemimpinan. Sebagai guru dalam menghadapi kasus dilema etikasering kali saya merasa tidak mampu memilih putusan mana yang lebih baik, melibatkan orang-orang tertentu untuk mampu mengambil sebuah keputusan. Namun pembelajaran modul ini memberi saya gambaran bagaimana keputusan itu dipertimbangakan, diuji dan di ambil serta memberi gambaran bilamana nanti saya terlibat dalam pengembangan sekolah. Tentu keterampilan pengambilan keputusan akan sangat saya butuhkan.

· Seberapa penting mempelajari topik modul ini bagi Anda sebagai seorang individu dan Anda sebagai seorang pemimpin?

Setiap ilmu yang terkandung dalam modul PGP ini memiliki peran dan akan mmenuhi ruang-ruang kosong dalam diri saya dengan tujuan menjadi guru yang tidak hanya mampu berperan sebagai pemimpin pembelajaran namun juga pemimpin dalam pengembangan sekolah. Tentu modul ini menjadi sangat penting, karena banyak hal yang menarik dan diluar dugaan. Banyak hal yang dapat menjadi pemahaman baru dan bahan refleksi. Dengan harapan melalu setiap tahapan pada modul ini saya menjadi pembelajaran untuk menjadi pribadi yang lebih matang dan mampu mengambil keputusan yang sesuai dengan prinsip pengambalikan keputusan serta langkah-langkah pengujian pengambilan keputusan tersebut sesuai dengan nilai-nilai kebajikan, keberpihakkan kepada murid dan dapt dipertanggung jawabkan.

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar

Mantap bu, salam guru Penggerak

15 Feb
Balas

terimakasih bu .. salam bu

10 Nov



search

New Post