Renny Oktarina

Belum menuliskan informasi profilenya.

Selengkapnya
Navigasi Web
JADI GURU ITU...
#Realpictwithmystudent #Kelasmenuliscerpen2

JADI GURU ITU...

Ini adalah tulisan seorang guru. Memaknai rasa dengan kata. Mengungkap cerita atas suka cita dan rasa syukur. Ini adalah tulisan seorang guru SMA, gurunya anak muda yang ditempatkan di daerah jauh dari pusat kota. Daerah yang tidak lebih baik menurut saya pada awalnya.  Pasalnya saat bertemu anak muda dikelas semangat belajarnya malah seperti orang tua. Iya, guru itu adalah saya. 

Saya juga masih muda. Usia saya 22 tahun saat itu. Saat saya ditempatkan untuk bertugas disini. Barangkali saya sudah dewasa, namun saya mencintai kemudaan saya hingga enggan disebut dewasa. Bertemu dengan anak-anak mudapn membuat saya merasa tetap awet muda.

“Jadi guru itu…..hmmmm…”

Menjadi guru itu rasanya gampang-gampang sulit. Gampang ketika suatu yang diajarkan adalah perihal sederhana dan diterima dengan bahagia. Sulit, ketika mengajarkan sesuatu dengan harapan tertentu namun hanya berlalu bersama waktu. Menjadi guru itu menakjubkan. Melihat harapan-harapan bangsa tumbuh dan bermekaran setiap waktu.

Belajar adalah sebuah proses dari ketidaktahuan hingga menjadi tahu. Belajar adalah proses yang komples. Pengertian ini selaras dengan pendapat yang dikemukakan oleh para ahli. Dan saya setuju. Saya pun sedang belajar menjadi seorang guru.

Menjadi guru itu penuh tantangan, apalagi gurunya anak muda. Terutama saat mengajak mereka untuk belajar perkara kimia. Terang saja, untuk masuk ke pokok bahasan Termokimia saja saya harus menyesuaikan Termofeeling dulu bersama mereka. Tertawa bersama, fokus kepada saya, dan tersenyum ketika pintu kelas ditutup. Barulah Termokimia menjadi tema. Perasaan lega, ketika saya bertanya dan mereka menjawab dengan sumringa.

Menjadi guru itu menyenangkan. Terasa lagi suasana saat saya berseragam SMA. Teringat kembali satu juta kenangan yang kadang diungkit satu persatu oleh siswa. Konon, kata yang tua-tua masa yang paling indah adalah masa SMA.  Dan benar ternyata. Bisa bermain gitar bersama mereka, bercerita tentang cinta, menjadi tempat curahan hati mereka bahkan selfie bersama dengan hasil  foto yang sangat memuaskan. Yap. Hampir tidak bisa dibedakan mana siswa mana guru yaaa….

Terkadang menjadi guru itu menyedihkan. Melihat masih ada bagian dari mereka yang tidak peduli ketika dingatkan. Tidak merasa takut padahal sedang dikhawatirkan. Putus asa padahal belum seberapa. Menyedihkan ketika ada yang berhenti sekolah karena tak ada biaya.

Menjadi seorang guru berarti belajar sepanjang masa. Pekerjaannya tidak hanya mengajar dikelas. Ada setumpuk berkas rencana pembelajaran yang harus disipakan. Bermain dengan kertas analisis pencapaian pembelajaran, sampai wara wiri dijalanan mengunjungi rumah siswa pilihan. Belajar menghadapi anak yang beragam setiap tahunnya.

Menjadi guru itu bisa mengkerdilkan bisa pula mendewasakan diri sendiri. Sempat mendengarkan kata yang melemahkan semangat. Tak jarang mendapat sentilan ketika sesutu yang dikerjakan tidak disukai lingkungan. Padahal jiwa saya tak selalu sehat mendengar sentilan kiri kanan itu. Meski hanya dengan kata-kata, namun susunannya tidak elegan hingga membuat hati saya mengecil sesaat. Ya begitulaah..

Ada alasan yang membuat saya bertahan menjadi guru. Dinamika lingkungan dan harapan orang tua yang dititipkan disekolah. Tak sedikit dari mereka mengungkapkan harapannya kepada saya. Berharap setelah tamat SMA anaknya bisa kuliah dimana, menjadi apa dan mampu membanggakan mereka. Ada rasa tak ingin luput dan ingin menjadi setitik bagian dari peristiwa anak-anak mereka.

Satu alasan lagi. Agaknya masa depan tak apat dibaca. Usia tak bisa dikerka. Dan sebaik-baiknya manusia adalah yang bermanfaat bagi manusia. Sabda Rasul yang selalu saya ingat. Memacu semangat saya agar bisa bermanfaat bagi siswa dan lingkungan saya. Menjadi versi terbaik yang saya punya.

 

 

 

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar

Keren Bunda. Sukses selalu

29 Mar
Balas

Hehee.. masih belajar buk dok... makasih semangatnyaa

30 Mar



search

New Post