Renny Oktarina

Belum menuliskan informasi profilenya.

Selengkapnya
Navigasi Web
Hujan di Bulan Desember

Hujan di Bulan Desember

Perih, kusimpan dalam-dalam

Rindu, kupendam

Tawamu merekah, seperti bunga pada teras rumah

Dan cintaku padamu masih menjadi derita

Aku bahagia melihatmu bahagia,

Semenatara asa entah kapan akan berlabuh atau memudar bersama waktu

Untuk cinta dalam hati yang tak bernyawa lagi

Terik panas menerpa, nyanyian burung masih saja seperti biasa. Pancaran cahaya pada dedaunan membentuk bayangan hati yang retak pada dinding teras rumah. Una masih saja duduk semenjak 48 menit yang lalu. Melihat pada layar handphone sembari tersenyum pada kenangan yang lintas menari pada bola matanya.

Sudah hampir 28 jam semenjak mereka bertemu, tepat 1 hari sebelum pernikahan Revan berlangsung. Pertemuan melepas rindu antara dua hati yang mencinta lebih dari 13 tahun dengan jarak 1000 mil. Cinta mereka seperti angin yang menyapa setiap hari, lembut meski tak terlihat wujudnya. Cintaku begitu mereka menyebut satu sama lain.

Tepat 13 tahun lalu, pada bulan November tahun 2008. Bumi perkemahan menjadi saksi berseminya cinta monyet pada usia 16 tahun. Revan seorang anak pramuka dari Provinsi tetangga mengenal Una yang juga peserta perkemahan nasional pada saat itu. Suhu bumi memang sangat hangat, membuat bunga di hati Revan mekar seolah dia ingin mengikat dan memberikan pada Una yang dikenalnya pada upacara besar semalam. Sepekan bersama membuat persahabatan mereka sangat dekat. Hanya saja harus berpisah karena perkemahan berakhir dan sendu menyelimuti acara penutupan perkemahan.

"Ini oleh-oleh ya, minimal ada benda yang bisa bikin kamu ingat" gerak Revan sambil mengalungkan syal berwarna merah biru pada leher Una.

Pertemanan yang ternyata menjadi haru melaut ke dalam hati Una. Membuat Una bertanya dan pasrah entah kapan lagi akan berjumpa Revan.

Tiga lembar kalender berlalu, libur sekolah datang. Siapa sangka anak SMA itu berlibur ke Kota Kenangan, tempat dimana Una lahir dan mengasah cita. Ini membuat Una degup jantung Una berantakkan karena bahagia.

"Pulang latihan jam berapa?" Tanya Revan lewat telepon genggamnya.

"Emang kenapa?" Singkat jawab Una berjalan pulang dari lapangan. Ternyata ada Revan tepat digerbang sekolah nya.

Mekar senyum Una menyambut kejutan Revan yang tiba-tiba ada didepan matanya. Tidak hanya lewat pesan singkat dan panggilan telepon lagi. Revan yang dirindukannya tertawa terbahak melihat Una yang menghampiri dengan rasa malu dan bahagia.

Begitu putaran waktu berlalu hingga seragam merekapun berganti. Cinta mereka berlanjut hingga di bangku perkuliahan masih dengan jarak seribu mil. Tapi tetap saja Una hanya bisa bertemu Revan pada saat libur semester. Itupun jika Revan tidak ada kegiatan lain atau Una tidak ada jadwal tambahan. Menahan rindu, membuang ragu. Hanya doa suatu hari mereka bisa satu atap di satu kota.

Pada akhirnya perasaan itu harus berlalu bersama waktu, berharap putaran musim menyembuhkan perih yang membuat air mata Una mengalir seperti hujan bulan itu. Bulan dimana cinta mereka menjadi doa yang dibisikkannya ke langit agar dipertemukan kembali pada kehidupan kedua. Tepat pada hari dimana Revan melafazkan ijab qabul dengan lantang namun bukan dengan ayah Una.

“Aku rindu berada di sampingmu. Bagaimana mungkin aku sanggup. Dan hujan di Desember ini terasa pedih. Tidak seperti biasa menjadi hujan yang tidak kurindui lagi” bisik Una pada hatinya yang kelu dan membeku.

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar

Cerpen yang keren bun. Salam literasi bun

30 Sep
Balas

terimakasih bunda.. masih belajar bund... salam literasi juga bund

30 Sep
Balas



search

New Post