Bening Cinta Diandra
Ruins
Retak tapi tak pecah.
Menetap tapi tak betah.
Menang tapi tak kalah.
Egois tapi melemah.
Meninggi tapi merendah.
Tinggalkan sajalah puing-puing resah.
10 Juli 2020
_________________________________________
Hening sekeliling. Tak nampak sekelebat pun bayangan manusia di sini. Mentari perlahan menyapa persada. Meranumkan hamparan hijau dedaunan teh di sini. Di kota kecil yang nyaris tak tersentuh ingar bingar teknologi. Diandra memetik pucuk daun teh, menyesapnya dalam-dalam. Ada wangi masa lalu yang terangkum di dalamnya.
Pandangannya kembali beredar. Menapaki satu per satu anak tangga nun jauh di sana. Masih jelas. Sejelas kenangan di benaknya.
"Amboi. Bahkan semilir angin pun tak hendak menyapaku pagi ini?" desahnya dalam perih.
_________________________________________
Bersambung...
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.
Laporkan Penyalahgunaan
Komentar
Ayo di tunggu lanjutannya bu..
Terima kasih.
Sepi sekali ya bunda.. Keren puisi dan ulasannya bunda
Keren kalimat demi kalimat begitu indah jeng
Emotikonnya ga muncul, ya? hehehe. Terima kasih, Bunda.
Lagi serius...hampir hanyut...eeee bersambung. Top Bunda...
Kejutan. hehehe.
next
Diksi yg bagus bunda. Sdh aku follow ya bu
Terima kasih.