Baru satu bulan aku bekerja di tempat baruku. Namun serasa seperti sudah setahun. Teman-teman baruku membuat aku menjadi betah. Ada saja cerita mereka saat kami coffe break, mulai dari cerita pekerjaan, masakan, hobby sampai masalah pribadi. Terakhir cerita Ane tentang bibinya yang baru kena hipnotis melalui telepon. Uang lima belas juta raib. Bibinya baru sadar setelah sampai di rumah. Begitu malang nasib bibi Ane.

Baru saja aku masuk ke ruang kerja. Sebuah pesan masuk di WhatsApp. Penasaran aku buka. Sebuah pesan dan foto satu KTP dari seseorang yang aku kenal. Ya dia adalah sahabatku saat SMA dulu Mira. Aku semakin penasaran dengan isi pesan tersebut. Mira punya hutang? Begitu susahkah kehidupannya hingga hutangnya tersebar di media sosial? Aku cari nomor ponsel Mira, tapi tidak ada. Aku coba tanya di WaG alumni SMA, tapi belum ada yang membalasnya. Duh malangnya Mira. Terakhir aku dengar kabar bahwa ia sudah bercerai. Sedangkan dia tidak bekerja lagi. Dia rela meninggalkan pekerjaanya demi merawat buah hatinya yang sedang sakit parah. Setelah aku pindah ke kota ini aku kehilangan kontak dengannya. Nanti setelah aku pulang akan aku cari lagi tentang keberadaan Mira.

Gawaiku bergetar, sebuah panggilan masuk. Suara seorang wanita yang tidak aku kenal. Tapi dia mengenalku, alamat rumahku dan pekerjaanku. “Maaf saya tidak pernah mengambil kredit apapun. Anda salah sambung!” jawabku ketus. Darahku mendidih saat wanita ditelpon itu mengatakan aku sudah menunggak selama dua bulan. Hampir saja aku tutup teleponku saat aku dengar suara tertawa terpingkal-pingkal dari sana. Idaaaaaa! Ini aku Sinta!” Dasar aku dikerjain debt collector gadungan. Hahahaaa….

Langsa, 11 Nopember 2020

#Tagur H 11

#gurusiana

#Salam literasi