Kobok, kobokan dan kokobok adalah tiga kata dalam bahasa Sunda yang maknanya berbeda. Kobok artinya memasukan tangan ke wadah yang berair, bisa jadi wadah berisi makanan berkuah. Kobokan adalah mangkuk atau baskom kecil yang biasa diisi air untuk cuci tangan sebelum makan. Sedangkan kokobok adalah kegiatan mencuci tangan sebelum makan.

Menarik sekali ajakan sahabat penulis Banten untuk kokobok bareng. Menyenangkan sekali. Diajak kokobok berarti ada makan-makan, makanan enak dan enak makan. Sayang sekali kondisi suasana sedang PPKM darurat. Walaupun demikian, banyak sekali kegiatan kokobok dalam lingkup terbatas. Kokobok keluarga, kokobok rekan kerja terbatas, kokobok komunitas terbatas, kokobok rumah terdekat satu RT/satu gang, dan masih banyak lagi. Semuanya serba terbatas. Utamanya terbatas dalam jumlah dan waktu. Bagi warga di Banten, kegiatan kokobok seperti ini identik dengan makan bersama di atas hamparan daun pisang. Hmmm... Maknyus!

Sering pula istilah kokobok ditujukan untuk hal-hal yang menggembirakan. Apalagi pas tanggal tua. Ini bukan tentang makan besar. Jika ada honor kegiatan cair, gaji guru honor cair, atau honor tunjangan dari pemda cair, BLT cair, dapat arisan, dan masih banyak lagi yang serupa. Maka itulah saatnya istilah kokobok muncul. Entahlah kalau di daerah luar Banten. Berkaitan dengan kokobok, jadi teringat rekan kerja staf TU di sekolah yang lama, almarhum Bapak Ending. Beliau selalu rajin mengabari semua guru dengan berita: "Besok sekolah, kokobok." Kokobok yang begini juga sangat bagus untuk meningkatkan imunitas tubuh. Ya, selain kokobok yang sesungguhnya. Mari kokobok....