Pundhi Raras Purbosari

The Author is Dead ~Roland Barthes ...

Selengkapnya
Navigasi Web
Setitik Memori Tentang La La Land (Katarsisku Hari Ini '2')
pict: pinterest

Setitik Memori Tentang La La Land (Katarsisku Hari Ini '2')

Jember, sebuah kota yang sama sekali tidak pernah ada di dalam pikiranku sebelumnya. Memang ada beberapa kerabat di kota ini, tapi siapa yang menyangka akan tiba-tiba punya kehidupan, yang sama sekali baru, dan sungguh asing?! Ditakdirkan untuk menjadi pengajar, PNS, sehingga harus sedia ditempatkan di mana saja, walaupun banyak yang mendambakan tapi rasanya bukan ini yang kuinginkan. Atau mungkin memang begitulah Tuhan, mengatur semuanya, untuk memberikan yang kita butuhkan, namun bukan yang kita inginkan. Inginku hanya menjadi aku, tanpa hiruk-pikuk dunia kerja, bermain game, menonton series, menerjemahkan novel berbahasa Inggris sekali-kali, ditemani secangkir coklat hangat dan kipas angin yang tak bosan menyala. Makanya seringkali aku berharap Doraemon itu nyata, supaya dia datang kepadaku dari abad 22, membawa semua alat canggihnya, supaya banyak yang bisa kukerjakan, tanpa harus kemana-mana.

Nyatanya, hidup itu selalu dinamis. Berputar seperti roda, bergerak ke manapun yang ia suka. Kadang maju, kadang ke atas, kadang juga ke bawah, namun jangan mundur lagi ke belakang. Tentu jika menurut firman-Nya kita tidak ingin berada dalam al-Khusr ‘kan?! Merugi sendiri, dibencinya sendiri dan oleh Tuhannya. Toh itu semua bukti bahwa rodaku berputar, menandakan hidupku berjalan, dan semoga ke arah yang melegakan.

Berbicara tentang hidup, membuatku ingat pada salah satu film yang pernah kutonton. La La Land, kalau kalian penggemar film musikal, mungkin yang satu ini boleh menjadi salah satu tujuan. Mengisahkan tentang seorang Mia, yang bercita-cita menjadi aktor broadway di kota perfilman dunia, Los Angeles. Mia yang berkali-kali gagal mengikuti casting di beberapa tempat, akhirnya jatuh cinta pada seorang pria yang juga bermimpi untuk menjadi pianis lagu jazz. Pria itu bernama Sebastian. Singkat cerita mereka menjalin hubungan berdua. Tapi seperti yang kubilang, hidup itu dinamis. Mereka berubah, Mia tak lagi gagal, dan Sebastian menemukan jawaban dari apa yang sebenarnya diinginkannya.

Film itu mengajarkanku untuk mengerti, bahwa hidup semua orang itu sama. Sama-sama bergerak, sama-sama berubah, entah menjadi lebih baik atau menjadi lebih buruk. Tergantung sudut pandang mana yang kita yakini. Oh ya, mengingat lagi film itu, membuatku mengingat lagu-lagunya. Aku memang terbiasa menghafal lagu yang kusuka dari film-film yang kutonton. Kebanyakan memang lagu disney, karena siapa yang tidak tahu disney?! Disney membuatku tertarik pada broadway. Memang masih sangat jarang ada di Indonesia, tapi dengan kecanggihan teknologi saat ini siapa yang tidak bisa mengeklik google?! Hamlet dari Shakespeare, yang dimainkan oleh Benedict Cumberbatch, La La Land, Phantom of The Opera, dan masih banyak lainnya. Meski banyak yang belum pernah kutonton, kebanyakan aku mengetahui drama-drama itu melalui lagu. La La Land contohnya, karena aku sendiri yang menonton, dan saat itu juga langsung jatuh cinta dengan semua soundtrack-nya. Bahkan ada beberapa bagian dari cerita bersambungku yang kugarap sambil mendengar aransemennya, berharap supaya rasa yang dibawanya bisa memengaruhi tulisanku.

Bukan lagi rahasia, bahwa La La Land banyak memenangkan penghargaan di kancah nasional Amerika maupun dunia. Karena komposisi lagu yang digunakan salah satunya. Menurutku memang layak, karena lagu-lagu yang dikomposisikan oleh Justin Hurwitz ini sangat indah di dengar dan mudah dihafalkan. Belum lagi sinematografinya, sampai detik ini aku masih ingat bagaimana Mia dan Sebastian berdansa berdua di planetarium, diiringi lagunya yang diberi judul Mia & Sebastian’s Theme.

Well, kadang pelajaran hidup tidak hanya kita dapatkan dari pengalaman sendiri. Tapi ada kontribusi-kontribusi dari pihak lain yang seringkali kita ingkari. Dari film contohnya. Selain memberikan gambaran tentang hidup karakternya, ternyata film yang indah juga didukung oleh musiknya yang indah. Hidup yang indah, didukung oleh jiwa yang indah.

Selamat menyongsong pekan yang baru. Semoga sambat Senin Kelabu tak lagi singgah ke dalam kalbu.

Jember, 25 Oktober 2020

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar




search

New Post