Demonstrasi, Aksi, dan Emosi
Kamis, 8 Oktober 2020.
Jalanan Surabaya - Sidoarjo dipadati demonstran. Mulai dari yang berjalan kaki hingga yang membawa motor sebagai kendaraan. Meski mengenakan masker wajah, mereka tetap berjubel dan berdempetan. Padahal bumi kita sudah terpapar virus mematikan. Halo, PSBB? Ratusan, atau bahkan ribuan orang memenuhi jalan raya. Di panas yang terik itu lalu lintas terhenti, lumpuh tak berdaya. Bendera-bendera protes berkibar, entah apa saja yang mereka teriakkan, pastinya tentang hak yang layak diperjuangkan.
Aku hanya termangu, di tengah manusia lain yang juga tak tahu - menahu. Lagi pula ini bukan menyangkut aku. Bukannya skeptis, pun apatis. Aku memang belum terlalu paham dengan situasi yang viral belakangan. Hanya saja di twitter banyak hujatan beterbangan untuk mereka yang katanya wakil rakyat. Terkadang aku buta situasi, rasanya hal yang begini belum mampu ku dalami. Biasanya kalau ada hal sensitif yang viral di media sosial aku memang cenderung pergi.
Salah satu teman menulis dalam pentigrafnya, bahwa dia takut kejadian 22 tahun silam terulang lagi. Demo besar-besaran merajalela, bahkan ada penembakan pula katanya. Empat tahun usiaku waktu itu. Jelas belum bisa menulis, apalagi berpikir kritis. BIsaku mungkin hanya menangis, padahal orang tuaku mungkin lebih merana di tahun-tahun itu.
Melihat demo seperti ini membuatku ikut kepanasan. Bukan, bukan hanya karena terik mataharinya, tapi juga karena macetnya lalu lintas, rusaknya tanaman-tanaman hias, dan banyaknya suara demonstran itu yang ujung-ujungnya tidak terdengar. Kasihan, sudah panas, haus, belum makan, harus berdempetan begitu dan nyawa jadi taruhan. Bagaimana tidak? Coronces masih bebas berkeliaran di mana-mana. Efek buruknya lagi pasti rumah sakit - rumah sakit kewalahan, tenaga kesehatan juga kelabakan. Duh, menyebutkan efek buruk yang sistemik begini memang suka menyayat hati.
Meski hanya dari balik jendela kereta api, imajinasiku untuk menuliskan keresahan ini malah semakin menjadi. Jari-jariku gatal ingin menoel-noel keyboard gawaiku. Katanya menulis bisa menjadi sarana stress release dan mengurai keresahan 'kan? Baiklah, ini yang kulakukan. Menjahit huruf demi huruf, kata demi kata, untuk bisa berdamai dengan hari yang panas ini. Harapanku selanjutnya, semoga semesta lekas memberi jawabannya. Untuk mereka yang berjuang demi haknya, untuk mereka yang berwenang menjalankan tugasnya, dan untuk kebaikan, semoga selalu panjang usianya.
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.
Laporkan Penyalahgunaan
Komentar
Asik juga meluapkan emosi di kereta api dengan gawai setia, paling tidak sudah membuang energi positif ......
membuang energi negatif kah? kok membuang yg positif :(
membuang energi negatif kah? kok membuang yg positif :(
Energi positif menulis dengan menyerap energi negatif....
Aamiin y Rabb! Tulisanmu selalu melumpuhkan hatiku...
jangan lumpuh, nanti cintanya mau disimpan di mana kalau bukan di hati? hehe
Aamiin y Rabb! Tulisanmu selalu melumpuhkan hatiku...
Aamiin y Rabb! Tulisanmu selalu melumpuhkan hatiku...
Tulisanmu Dede Peri ..bagaikan candu bagiku. Nagih..nagih..nagih..dan aku ketagihan baca. Apapun hasil jahitan aksara-aksaramu mampu membiusku bagaikan candu asmara. Fii amanillah!
Kalau komentar bundek kok keren diksinya...amazing
Terimakasih Kaka Peri.. sudah meninggalkan komentar dengan diksi seindah ini.. aku terhuraa
Aku melambung ke angkasa karena pujian kalian berdua.Oh ..tapi itu halu belaka mana bisa massa ku tak terkira..hahaha
Aaaamiin paling serius.. popso nya silakan
Untuk mereka yang sedang memperjuangkan hak2 orang banyak siapapun mereka semoga selalu diberikan kesehatan...dan untuk kamu jangan lupa bahagia ya...salam popso