Raodah.M.Nuh

Seoarang guru TK di TKN Pembina di Lombok Tengah, berkenalan dengan Media Guru bulan April 2017 lalu, perkenalan yang menghadirkan sejuta rasa, rasa semanis mad...

Selengkapnya
Navigasi Web
Cipuci-puci (Permainan Tradisional Sasak 2)

Cipuci-puci (Permainan Tradisional Sasak 2)

(Tantangan hari ke 83)

Melatih kemampuan bahasa (keaksaraan) serta sosial emosional melalui permainan cipuci-puci.

Cipuci-puci adalah permainan anak yang berumur 5 sampai 11 tahun. Permainan ini minimal dilakukan oleh tiga orang anak, salah satunya menjadi pemimpin permainan, penentuan pemimpin dilakukan dengan cara diundi. Peserta mengulurkan tangan kedepan, kemudian pemimpin memulai permainan dengan menunjuk tangan peserta sambil menyanyikan : “cipuci-puci enjang bidadari, njelepong njelelet kamu minta kembang apa…”. Jika kata “apa” jatuh ditangan salah seorang anak maka anak itu harus meminta atau menyebutkan nama salah satu bunga. Misalnya :

“Kembang sandat” (jawaban anak yang kejatuhan tangan pemimpin)

“si ayu ngendeng kembang sandat, lemak beleq jari pejabat” (pemimpin melanjutkan dengan kalimat yang mempunyai suku kata akhir yang sama)

“Kembang Melati”

“si ima ngendeng kembang melati, lemak beleq jari bupati”.

Terjemahan dalam bahasa Indonesia :

“bunga sandat”

“si ayu minta bunga sandat, kalau sudah besar jadi pejabat”

“bunga melati”

“si ima minta bunga melati, kalau sudah besar jadi bupati”.

Demikian seterusnya, pemimpin harus selalu siap menjawab, mencari kata yang mempunyai huruf akhir yang sama dengan nama bunga yang disebut oleh pemain. Jika pemimpin tidak bias menjawab maka ia harus berhenti jadi pemimpin dan permainan harus diulangi lagi untuk mencari pemimpin baru melalui diundi.

Dalam permainan cipuci-puci ini anak berlatih untuk perkembangan aspek bahasanya, pemahaman terhadap bunyi huruf adalah salah satu kemampuan keaksaraan. Pemimpin harus memahami bunyi huruf, sehingga dia bisa menjawab dengan kata yang mmempunyai huruf akhir yang sama dengan nama bunga yang disebutkan. Disamping aspek perkembangan bahasa, aspek perkembangan sosial emosionalnya juga terlatih, anak akan terbiasa menerima kekalahan dan menjalankan konsekwensi dari kekalahannya itu, terlihat ketika pemimpin dinyatakan kalah karena tidak bisa menjawab keinginan pemain (menyebut kata dengan huruf akhir yang sama dengan nama bunga yang disebut pemain), maka ia harus mundur dari kepemimpinannya.

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar

Dari daerah mana asalnya bunda permainan cipuci puci ini?

06 Apr
Balas

Dari Lombok Bun, suku sasak

08 Apr

pasti anak asyik

07 Apr
Balas

Iya Bun, anak PAUD suka dengan permainan ini

08 Apr



search

New Post