Setiap pagi saat akan pergi mengajar, penulis kerap disuguhi pemandangan penuh cinta dari para bunda. Damai hati ini melihatnya. Tak terhalang cuaca, bunda dengan penuh cinta menjadi driver andal mengantarkan belahan jiwa ke sekolah. Terkadang tak hanya satu tetapi dua bahkan lebih anak di boncengannya. Dari arah belakang dua tangan mungil memeluk erat pinggangnya sementara ada pula yang berada dalam gendongan. Betapa perkasanya bunda. Di antara kesibukan lalu lintas pagi, penulis selalu mengagumi kehebatan para bunda.

Meski semburat lelah menggaris di wajahnya namun menjadi samar tak kentara, tertutup tanda cinta bunda yang selalu membara. Bunda, hatimu seluas samudera. Cintamu pada ananda tak berbatas masa. Sejak ananda dalam kandungan hingga kini ananda menapak di usia remaja, cinta bunda tak pernah padam.

Sesampai di sekolah, tanda cinta bunda penulis temukan dalam bentuk yang berbeda. Cinta bunda dikemas dalam kotak-kotak makanan untuk pasokan energi ananda tercinta. Yup, Bunda membekali buah cintanya dengan menu empat sehat lima sempurna yang pasti aman bagi tumbuh kembang mereka. Dengan binar bahagia, penulis memandangi tanda cinta bunda.

Langit Biru di Sekolahku, SMA Negeri 14 Medan, 26 Februari 2025