Raihana Rasyid

Lahir dan menetap di Medan ,07 September 1967.Alumni IKIP Negeri Medan Jurusan Pendidikan Biologi. Tenaga pendidik di SMA Negeri 14 Medan....

Selengkapnya
Navigasi Web
Sakitnya Tuh di Sini, Jika Tidak Dikomentari

Sakitnya Tuh di Sini, Jika Tidak Dikomentari

Alhamdulillah, input data e-rapor telah selesai. Hampir 48 jam tak hasilkan satu tulisan pun di gurusiana. Meski hasrat menulis selalu ada, namun tunaikan kewajiban menjadi tugas utama. Apalagi pasokan energi yang kupunya tidak mencukupi untuk bisa lakukan semuanya ( Hhhh....ngeles ).

Uffsss, helaan nafas lega membawa oksigen lewati saluran respirasi. Memenuhi rongga dada, mengisi gelembung-gelembung alveolus menembus arteri. Mendistribusikannya merata ke seluruh sel tubuh, tak terkecuali. Oksidasi pun terjadi dan hasilkan energi.

Energi pertama secara ringan kubawa berkeliling dunia maya yang mungkin saja menceritakan tentang kehidupan nyata dan ada ibrah yang bisa dipetik di sana.

Pengembaraanku berhenti ketika mataku singgah pada status fb seseorang.

"Lho...koq marah ya ?" pikirku di dalam hati ketika membaca status fb itu.

Dengan yakin orang tersebut memposting statusnya bagaikan sebuah pengumuman yang memberitahu pemblokiran sahabat fb yang tidak pernah komen ataupun ngelike.

Sesakit itukah jika tidak dikomentari, hingga harus pasang status sedemikian? Hmm, sempat juga kubayangkan apa yang terjadi jika sahabat fb yang sudah diblokir tadi ketemu di dunia nyata. Kira-kira bagaimana ya?

Jangan-jangan banyak orang yang terganggu ketenangannya jika memposting sesuatu kemudian tidak ada yang komen. Perasaannya, kayak "dikacangin" , mungkin.

Pengembaraanku di dunia maya setelah penyelesaian e-rapor, ternyata membuka mataku bahwa karakter manusia sangat beraneka ragam. Harus punya kesabaran yang tinggi juga, untuk bisa eksis sebagai penghuni dunia maya yang santun.

Status orang tersebut mengulik rasaku untuk belajar memahami bahwa orang berbeda-beda dalam menanggapi sesuatu. Ada orang yang biasa-biasa aja, ada yang peka, kurang peka dan ada yang sangat peka. Karena itu, reaksi orang-orang ini terhadap sesuatu pastilah juga berbeda.

Berangkat dari reaksi yang berbeda-beda ini pula, ada orang yang mudah berkomentar, yang lain tak suka berkomentar tetapi ada pula yang merasa sakit jika tidak dikomentari.

Sementara itu, pasti ada alasan yang membuat seseorang terpancing untuk mudah berkomentar, tak mau berkomentar dan adanya rasa sakit jika tidak dikomentari.

Hikmah yang kudapatkan dari status itu, menumbuh kembangkan sifat husnuzhon di dalam hati harus senantiasa ada. Mengajak hati ini untuk ramah dan tidak pelit bertegur sapa dengan orang lain. Karena ternyata ada yang merasa tersakiti jika tidak dikomentari walaupun banyak yang kuat dan tidak peduli.

Pada dasarnya setiap orang ingin diakui keberadaannya. Itu sebabnya, dengan sejujurnya kita mengakui masalah “komen-komenan” ini bisa pula mengusik relung hati. Goresan di hati pasti ada ketika status atau postingan tidak berhasil memikat pembaca meninggalkan jejak di situ.

Semuanya bermuara dari rasa yang ada di hati, berkoordinasi dengan saraf sensorik yang kemudian mempengaruhi saraf motorik untuk menggerakkan jemari mengukir tulisan di kolom komentar.

Karena itu, ajarkan hati untuk selalu berbaik sangka. Menyikapi semua yang terjadi dengan lapang dada. Selalu berusaha untuk bisa membuat orang bahagia. Sesungguhnya bahagia di dada dikarenakan bisa membuat orang lain bahagia.

Wallahu a’lam bishowab

#edisibacalingkungan#

Rumahku, Menggapai Mardhatillah, 17 Desember 2018.

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar

yuks kita saling sambung silaturahmi dengan membaca dan saling bercakap di komentar.

17 Dec
Balas

Yuuk....,Bunda...dengan senang hati. Insya Allah, silaturrahmi pasti mendatangkan banyak keberkahan. Jazakillah khoir untuk kunjungannya. Salam srhat dan sukses selalu. Barakallah, Bunda.

17 Dec

iya, salam kenal dari kaki Lawu, Kabupaten Karanganyar, Jawa Tengah

17 Dec

Siiip....., Bu Guru...❤❤❤

17 Dec

Terimakasih, Ibu. Barakallah atas terselesaikanya e rapornya. Setelah 2 x 24 jam berlalu tanpa adanya goresan pena, dari gurusianer terfavorit gurusiana. Komentar di dalam fb terkait status pemiliknya tak sama dengan kolom komentar gurusiana. Ungkapan bernada kemarahan, karena postingannya tak mendapatkan respom seperti yang diharapkan, adalah indikator awal adanya sedikit gangguan psikologis. Memang benar, kita membutuhkan pengakuan, tak salah pula kitapun butuh diperhatikan, akan tetapi keinginan untuk selalu dikomentari ataupun di"like" sehingga memunculkan ketagihan bukanlah cara bijak berkomunikasi dalam dunia maya. Gaya masing-masing orang berbeda, tujuanpun tak selalu sama. Akhirnya kembali kepada kita, untuk tak mudah memutus silaturahim hanya karena tak adanya respon dari pihak yang kita harapkan. Berbeda pula dalam kolom komentar gurusiana. Tulisan ibarat tumbuhan yang membutuhkan air, pupuk, cahaya, dan sederet mineral lainnya. Dia takkan bertumbuh sempurna tanpa kesemuanya. Kolom komentar ini bagian dari cara untuk menyuburkan tulisannya. Belajar dari petani, tanaman padi yang sering disambangi, sering pula diberikan perlakuan tertentu, dan selalu diperhatikan akan tumbuh lebih baik daripada tanaman padi yang dibiarkan begitu saja. Ayo, untuk bijak dalam update status fb, hindari ketagihan like ataupun komentar yang akan membuat jiwa kita gersang, selalu haus perhatian warga netizen. Khusus untuk gurusianer, mari bersama kita pupuk tanaman padi kita, tak lupa pula tuk sambangi tanaman tetangga agar bersama tumbuh sempurna. Ada tetangga yang baik hati, acap pula ada yang tak mau bertegur sapa, dan tak kurang mereka yang tak ambil peduli, bahkan pada tanamannya sendiri. Berbaik sangka dan berfikir positif menjadi pondasi dasar dalam bertetangga, tak terkecuali dalam dunia maya. Jazakillah Ibu, selamat menikmati liburan dan selalu ditunggu karya-karya hebat berikutnya.

18 Dec
Balas

Naah...kalau bu guru yang satu ini berkomentar, malah bikin yang nulis baperan. Masalahnya, komentarnya lebih cetarrrr daripada tulisan yang dikomentari. Jelas terlihat luasnya wawasan sang penulis komentar. Yang mendapat komentar, bahagia tiada tara. Merasa dianggap ada dan terbang melambung ke angkasa. Semoga andaipun ke bawah, dapat mendarat dengan manis. Gurusiana memang beda dengan sosmed lainnya. Jauh dari hingar bingar berita hoaks ataupun kecendrungan berbau pamer. Setuju bu guru, ada gangguan psikologis tipis-tipis yang melanda warga netizen ketika memposting dan berharap ada emoticon jempol yang mampir. Maka, menanam padi di ladang hati menjadi pilihan yang bijak. Memupuk dan merawatnya dengan baik sehingga ketika padi itu berhasil tumbuhkan bulir-bulir hikmah kan membuat hati pun menjadi tertunduk menyadari siapa, dimana dan mau kemana diri ini. Jazakillah khoir bu guru. Salam sehat dan sukses selalu. Barakallah.

18 Dec

Tulisan..luar biasa..bismillah komentar dan menyapa..

18 Dec
Balas

Alhamdulillah, jazakallah khoir pak guru. Salam sehat dan sukses selalu. Barakallah, pak guru.

18 Dec

Selalu menyapa bentuk silaturahmi. Semoga sehat dan sukses bu Raihana. Salam Markisa .....Mari Kita Sabar hehehe.

18 Dec
Balas

Nggih pak. Menjaga silaturrahmi. Jazakallah khoir untuk kunjungan dan doanya. Salam sehat dan sukses selalu. Barakallah, pak kepala sekolah.

18 Dec

Alhamdulillah diingatka bu Hajjah salah satu silaturrahmi kita di Medsos/Gurusiana adalah saling menyapa, berbagi dan juga saling membalas komen yang masuk di lapak kita, Barokallah sehat selalu saya malah blm selesai E Rapornya karena pembagiannya setelah liburan,

17 Dec
Balas

Alhamdulillah, semoga silaturrahmi di gurusiana selalu terjaga. Saling menyapa menjadi bagian dari menjalin dan menjaga silaturrahmi. Waah...waktu liburannya, jadi digunakan untuk mengisi e-rapor ya...Pak Haji. Selamat ber-e-rapor ria. Jazakallah khoir untuk kunjungannya. Salam sehat dan sukses selalu. Barakallah, Pak Haji.

17 Dec

Benar sekali kak, memahami orang dengan berbagai karakter merupakan keniscayasn, namun terkadang lupakan hal itu, akhirnya yang muncul baper dan sakitnya tuh di sini. Ada kata menarik dalam tulisan kakak, mengbangksn husnuzh zhan, ini hal tersulit yang aku rasakan, karena kondisi hati tak selamanya stabil, hingga pasang surut terjadi, ketika hati sedang tak enak, maka berpikir husnuzh zhan sulit diterapkan. Sebenarnya terkait hal ini, yang lebih berat adalah para penulis yang tulisannya sudah menjadi konsumsi banyak gurusianer, maka untuk penulis handal ini (idola) , akan banyak meninggalkan "rasa" bagi banyak gurusianer, ketika tulisannya tidak dikomentari penulis pavoritnya, hayo siapa...... Untung aku tak jadi penulis idola, jadi lebih bebas bergerak. Jadi penulis idola, populer dan apalah namamys, harus kebih hati hati, karens banyak hati yang tersayat bila tak disambangi, hehehe. Teruntai doa untuk kakakku tercinta smoga Allah limpahkan rahmatNya agar kakak diberikan kesehatan dan barakallah

18 Dec
Balas

Penulis populer ? Siapa sih mereka? Sama juga dengan penulis lainnya, tidak ada beda. Sama seperti lainnya, punya keterbatasan waktu dan gerak. Maka berhusnuzhan merupakan ranah paling aman untuk selalu ditanami. Berprasangka baik membuat hati senantiasa bahagia dan jauh dari keresahan selain mematikan bibit dosa yang siap tumbuh. Yuk, kita berlatih mengendalikan hati yang selalu berbolak balik hingga memiliki kecendrungan untuk teguh berhusnuzhon. Jazakillah khoir untuk kunjungan dan doanya, deq. Salam sehat dan sukses selalu. Barakallah.

18 Dec

Alhamdulillah, masih bisa berkunjung di kolom komentar. rasanya senang menyapa lewat goresan. Penyambung silaturahmi mesti tak sua langsung. Terasa ada kedekatan rasa dan energi positif untuk saling support serta mendoakan. Terimakasih pengingatnya bunda Rai, mnyapa bentuk apresiasi dan kasih sayang. Semoga bunda selalu sehat dan sukses, barakallah.

17 Dec
Balas

Alhamdulillah, Bunda Rita juga berkunjung ke sini. Membawa kebahagiaan dan menebar energi positif. Meski hanya di dunia maya, namun silaturrahmi ini seakan melebihi nyata. Ternyata di belahan dunia manapun, kita tetap harus menjaga silaturrahmi. Allah janjikan keindahan nan penuh keberkahan untuk silaturrahmi yang selalu terjaga. Jazakillah khoir untuk kunjungan dan doanya, Bunda. Salam sehat dan sukses selalu. Barakallah.

17 Dec

Saya bahagia ketika sudah berkomentar di sini walaupun tidak semua artikel bisa saya sambangi. Seolah ada yang menggerakkan hati ini untuk meninggalkan jejak huruf di kolom komentar. Semuanya butuh kelapangan hati supaya hati tetap ringan dan tidak sakit hati...Berada di rumah besar ini membuat saya belajar menerima ketika tidak dikomentari atau belajar menerima ketika tulisan kita hanya memiliki sedikit pembaca...Tetap semangat merangkai huruf menjadi kata dan kalimat yang bermakna. Mencoba meyakini bahwa diantara ribuan orang di dalamnya pasti akan ada yang tertarik walaupun 1 atau 2 orang saja...Jazakillah khoiron katsiro atas tulisan yang menyejukkan ini Bunda Rai..Semoga selalu sehat dan menginspirasi...Barakallah Bunda...

17 Dec
Balas

Betul, Bunda Rini. Ada bahagia di dada ketika bisa menyambangi karya teman-teman. Mungkin, bahagia itu menjadi tidak terhingga pula jika kita bisa meninggalkan jejak yang banyak. Tetapi, apalah daya pasokan energi dan waktu yang tidak mencukupi. Jika tak ada jejak di tempat kita, husnuzhon merupakan ranah paling aman untuk ditanam. Jazakillah khoir untuk kunjungan , apresiasi dan doanya, Bunda Rini. Salam sehat dan sukses selalu. Barakallah.

17 Dec

Ternyata penulisnya ibu ya Saya gak fokus baca nama sehingga Hilang satu huruf a. Topik e raport cukup menarik untuk dikunjungi karena kita senasib.memang faktanya bagi sebagian guru bisa jadi e repot sekali. Jamgankan untuk menulis di gurusiana, menyapa teman di w a pun tak sempat. Begitu keluhan mereka

20 Dec
Balas

Betul, pak guru. Raihana bukan Raihan. E-rapor memang sedang jadi bintang ni pak. Semua guru harus bisa berakrab ria dengannya. Perkembangan zaman menuntut demikian. Insya Allah dengan niat dan tekat yang kuat e-rapor tidak akan menjadi e-repot. Bahkan dengan keikhlasan lelah yang didapat akan dirubah menjadi lillah. Jika diniatkan, sesungguhnya menulis di gurusiana pasti sempat. Karena waktu, tergantung bagaimana kita mengaturnya. Terkadang, waktu kita banyak terlewatkan untuk hal-hal yang tidak bermanfaat. Jazakalllah khoir untuk kunjungannya, pak guru. Salam sehat dan sukses selalu. Barakallah.

21 Dec



search

New Post