Raihana Rasyid

Lahir dan menetap di Medan ,07 September 1967.Alumni IKIP Negeri Medan Jurusan Pendidikan Biologi. Tenaga pendidik di SMA Negeri 14 Medan....

Selengkapnya
Navigasi Web
Langit Biru di Sekolahku (13)  Agak Laen
Suasana upacara bendera Senin, 26 Agustus 2024 di SMA Negeri 14 Medan di mana Fitria Mayasari, M.Pd., bertindak sebagai pembina upacara. (Sumber : OSIS 14 Medan)

Langit Biru di Sekolahku (13) Agak Laen

 

 

Kompilasi Amanat Pembina Upacara (17)

Agak Laen

Oleh : Fitria Mayasari, M.Pd

 

 

(Terinspirasi dari para pembina upacara setiap hari Senin, penulis menggagas tulisan ini. Sambil berdiri di bawah cerahnya sang surya yang gagah mentransfer energi cahayanya, penulis berpikir untuk mengumpulkan setiap amanat yang disampaikan oleh pembina upacara. Setiap hari Senin, yang bertindak sebagai pembina upacara bergiliran dari wali kelas yang satu ke yang lain. Uniknya, setiap pembina tampil dengan mengusung tema yang berbeda. Hal ini yang menurut penulis sangat sayang sekali untuk dilewatkan begitu saja. Mengabadikannya dalam sebuah tulisan menjadi catatan tersendiri bagi penulis untuk terus belajar dan belajar dari wejangan yang mereka sampaikan.)

 

Senin, 26 Agustus 2024

Sebagaimana biasanya di hari Senin, upacara bendera digelar sebagai bentuk untuk mengenang jasa para pahlawan dan melestarikan nasionalisme di dalam diri generasi muda. Senin, 26 Agustus 2024 yang mendapat giliran sebagai petugas upacara adalah kelas XII MIPA4 dan sebagai pembina upacaranya adalah Fitria Mayasari, M.Pd., guru mata pelajaran Matematika yang sekaligus mendapat tugas tambahan sebagai staf kurikulum di SMA Negeri 14 Medan.

Para petugas upacara yang pada hari Sabtu sebelumnya telah berlatih mempersiapkan diri, dapat melaksanakan tugasnya dengan baik. Memang petugas upacara ini adalah hal yang sudah biasa dilihat, namun butuh keberanian dan mental yang kuat untuk bisa tampil di depan orang banyak. Salah satu caranya adalah dengan berlatih dan mempersiapkan diri. Untuk ini, ucapan terima kasih layak diberikan kepada siswa yang sudah mendedikasikan dirinya sebagai petugas sehingga upacara dapat berjalan dengan baik.

Dalam amanatnya, pembina upacara mengangkat tema dari judul sebuah film yang trending yaitu “Agak Laen”. Bukan tanpa alasan mengangkat judul film ini menjadi tema amanat pembina upacara kali ini, selain memang sedang booming dan kental dengan logat Medan, membuat pesan yang disampaikan menjadi lebih mudah diterima dan dicerna siswa.

“Agak Laen” merupakan sinonim yang unik, yaitu sebuah istilah yang menyatakan sesuatu yang berbeda dari yang lain. Seharusnya “agak laen” ini mengarah pada sesuatu yang positif, misalnya berbeda karena adanya prestasi yang diraih. Contoh nyata pada hari itu adanya tiga orang siswa yang berhasil menorehkan prestasi pada Kejurda Forki untuk olah raga karate, lompat jangkit dan sebagai Duta Genre Kota Medan.

Namun sekarang, istilah “agak laen” justru bergeser ke makna negatif. Contohnya, sebagaimana yang sering terjadi pada saat akan melaksanakan upacara di hari Senin. Harus menghabiskan banyak waktu untuk membentuk barisan yang rapi dan siap untuk melaksanakan upacara, padahal untuk tingkat SMA minimal telah 9 tahun melaksanakan upacara. Ditambah, setiap kali MPLS selalu ada materi baris berbaris tak juga mampu membuat siswa dapat membentuk barisan dengan baik.

Semakin menjadi “agak laen” karena di belakang barisan harus ada guru yang menjaga, bagaikan masih di tingkat PAUD ataupun SD sàja layaknya. Keberadaan guru di belakang barisan itu pun tidak menjamin siswa dapat tertib di dalam barisan.

Selanjutnya, pembina upacara mengulas kelakuan-kelakuan siswa sekarang yang “agak laen” ini dikaitkan dengan usaha orang tua yang bersusah payah menyekolahkan anaknya. Mengajak siswa merenungkan sikap mereka pada saat di mana orang tua harus berpeluh-peluh menyelesaikan pekerjaannya, ada yang sedang di jalanan atau pun berada di tempat yang bisa saja membahayakan dirinya, bukan tidak mungkin orang tua juga sedang menahan mental karena dimarahi oleh atasannya. Pada saat yang bersamaan si anak justru sedang merokok ataupun membuat keonaran. Sungguh miris.

Dengan ilustrasi-ilustrasi yang disampaikan, harapannya siswa akan bangkit dan bergerak untuk meninggalkan golongan-golongan “agak laen” yang negatif ini menuju golongan “agak laen” yang positif.

Di akhir amanat, pembina upacara memotivasi siswa untuk semangat melakukan perubahan. “Jika kamu tidak bisa melakukan hal-hal besar maka lakukanlah perubahan-perubahan kecil dengan cara yang hebat.”

 

 

 

#edisikuatkanhati#

#agaklaen#

#membacamenambahilmumenulismengikatilmu#

Langit Biru di Sekolahku, SMA Negeri 14 Medan, 30 Agustus 2024

 

 

 

 

 

 

 

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar

Sepertinya "agak Laen" menuju ke Homonim

31 Aug
Balas

Betul..., Ustaz. Terima kasih untuk kunjungannya. Salam literasi dari Medan. Semoga ustaz dan keluarga sehat, bahagia dan sukses selalu. Barakallah.

09 Sep



search

New Post