Tadi pagi, kulihat di meja dapur ada semangkuk cepokak segar. Kelihatannya baru dipetik. Ternyata benar, cepokak itu berasal dari tanaman cepokak yang tumbuh sendiri “nyempil” di pinggir tembok pagar.

Tanaman yang pada awalnya tidak dihiraukan ini, ternyata sangat menggembirakan hati. Bagaimana tidak menggembirakan hati, lhaa wong cepokaknya tumbuh sendiri, tidak dirawat , sekarang malah panen dan berikutnya “disulap” menjadi menu santap malam yang menyehatkan.

Ini juga satu pembelajaran dari cepokak yang mengajarkan pada kita meski kehadirannya “tidak dianggap”, namun tetap saja dia menghasilkan sesuatu yang bermanfaat. Dengan rela buahnya diambil, padahal awalnya tak ada yang menanamnya. Dia tumbuh sendiri di semak-semak, juga tidak ada yang merawat. Tetapi setelah berbuah, hasilnya dimanfaatkan orang.

Tanaman cepokak termasuk satu species tanaman yang mudah tumbuh. Tanaman ini tersebar di Antilla, namun kini tersebar luas didaerah tropis. Di Indonesia, tanaman ini tumbuh secara liar di hutan semak dan hutan-hutan terbuka.

Tanaman cepokak memiliki nama ilmiah Solanum torvum, ini menggambarkan bahwa tanaman ini termasuk dalam genus Solanum atau tanaman terung-terungan.

Tanaman cepokak memiliki nama tradisional antara lain takokak, terung pipit, rimbang , leunca dan dalam perdagangan internasional ada yang menyebutnya dengan “turkey berry” (buni turki) atau “mini-eggplant” (terung mini). Tanaman ini tahan terhadap serangan penyakit. Karena itu batangnya sering dijadikan sebagai batang bawah (okulasi/menyambung) dari tanaman terung dalam pertanian.

Tanaman yang sangat mudah tumbuh dan banyak ditemukan di antara semak-semak ini, ternyata memiliki banyak manfaat bagi kesehatan tubuh. Hal ini tentunya disebabkan oleh kandungan zat-zat yang ada di dalamnya, yaitu : Vitamin A , Vitamin B1, vitamin B3, Vitamin C,vitamin E, vitamin K, nasunin, asam folat Saponin, Tanin, Flavoid, Alkaloid, Protei, lemak, kalsium dan fosfor serta zat besi.

Karena kandungan zat-zat tersebut, maka cepokak bermanfaat untuk ;

1. Mencegah penyakit Diabetes.

Kandungan nutrisi dalam cepokak ampuh membantu menjaga kadar gula darah sehingga menurunkan resiko penyakit diabetes.

2. Menjaga berat badan ideal.

Dalam cepokak terdapat kandungan serat yang membantu mengenyangkan lebih lama sertamelancarkan pencernaan.

3. Menjaga kesehatan jantung.

Kandungan nutrisi dalam cepokak ampuh membantu melancarkan peredaran darah sehingga mengurangi beban kerja jantung. Dengan begitu jantung akan menjadi lebih sehat.

4. Menjaga kesehatan otak.

Kandungan gizi dalam cepokan bermanfaat meningkatkan kemampuan otak serta mencegah dari penyakit yang mengancam otak.

5. Mencegah penyakit anemia, zat besi yang ada di dalam cepokak membantu pembentukan sel-sel darah merah sehingga terhindar dari anemia.

6. Mencegah mata minus atau rabun jauh serta menjaga kesehatan mata pada umumnya, karena mengandung vitamin A yang tinggi.

Mata minus bisa terjadi karena abnormalitas otot siliaris mata. Salah satu cara terbaik untuk mencegah mata minus ini bisa dilakukan dengan cara mengkonsumsi vitamin A lebih banyak seperti yang terkandung di dalam cepokak.

7. Mencegah penuaan dini disebabkan karena kandungan vitamin C nya yang dapat berfungsi sebagai antioksidan, menangkal paparan radikal bebas.

Menilik pada banyaknya manfaat cepokak bagi kesehatan tubuh, maka buah sayuran yang satu ini layak masuk dalam susunan menu makan sehat yang kita konsumsi sehari-hari. Penyajiannya dapat dipadu padankan dengan makanan lain seperti tauco, rebusan ataupun lalapan.

Sesungguhnya, membiasakan pola menu makanan yang beraneka ragam sangat baik bagi kesehatan. Disebabkan tubuh kita membutuhkan aneka macam zat bagi kelancaran proses metabolisme. Pada kenyataannya, zat-zat yang dibutuhkan itu terkandung di dalam berbagai jenis bahan makanan yang ada di sekitar kita.

Dengan tidak melupakan prinsip yang diajarkan oleh rasulullah SAW, “ Makan setelah lapar dan berhenti sebelum kenyang,” insyaallah motto mencegah lebih baik daripada mengobati akan tercapai pula.

Wallahu a’lam bishowab.

#edisibacalingkungan#

Rumahku, Menggapai Mardhatillah, 27 Oktober 2018