Rumah Terakhir ( Puisiku dalam Nyanyian Warna )
Seorang diri
Kududuk termangu
Pandangan jauh kedepan
Mengingat usia semakin tua
Wajah mulai keriput
Tubuh mulai tak berdaya
Langkah tak lagi tegap
Mata yang sayu
Rambut yang mulai memutih
Ya Rabb
Inikah tanda untukku
Menuju rumah terakhir
Saat aja menjemput
Tak terbayangkan olehku
Dalam keranda besi
Tubuh menjadi kaku
Diselimuti kain kafan
Menuju rumah terakhir
Yang pas tubuh
Gelap gulita
Sendirian
Aku ingin
Rumah terakhir
Kaulah rumahku surgaku
Salam Literasi
Alahan Panjang, 6 Januari 2024
RAHMI OKTANOFA
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.
Laporkan Penyalahgunaan
Komentar
Puisi yg keren
Makasi buk