rahmi muliani

Belum menuliskan informasi profilenya.

Selengkapnya
Navigasi Web

Kehilanganmu (Mimpi Buruk Yang Selalu Aku Takuti)

Ini bagian yang paling tak ingiinku ingat, ini bagian yang sebenarnya tak inginku tulis. Tapi ini bagian yang mengajarkanku banyak hal. Ini bagian yang tak ingin ku lukiskan, ini bagian yang tak ingin kuceritakan. Tapi ini kenyataan pahit yang harus kuterima.

Kehilangan ibuku selalu menjadi mimpi buruk yang aku takuti, kehilangannya jadi sebuah kenyataan yang tak sanggup ku bayangkan, kehilangannya adalah hal yang tak ingin ku ingat.

Aku tau suatu hari. hari itu pasti akan terjadi, hari dimana aku akan kehilangannya atau mungkin hari aku yang meninggalkannya terlebih dahulu.

Tapi hari-hari itu terasa semakin dekat dan sering mengahantuiku. Melihatnya tubuhnya yang semakin kurus, melihat fisiknya yang semakin lemah, melihat berbagai macam obat tak berpengaruh lagi baginya, melihat kakinya yang semakin berat untuk melangkah, melihat setiap makanan yang aku suapi tak habis di makannya, melihat tak ada lagi senyum dimatanya, melihat rasa putus asa yang ada dimatanya, melihat rasa sakit yang ia tahankan. sunggguh jauh dalam hati ku berkata mungkin aku tak akan lama lagi bersamanya.

Disetiap doaku ku memohon agar ia disembuhkan, tak usah sehat sempurna, sehat seperti sebelumnya saja sudah bagiku. Aku ingin bisa mengajaknya berjalan lagi, mengajaknya berjemur dipagi hari.

Ini bagian yang tak tau aku harus tulis mulai dari mana. Tapi hari itu 8 mei 2017 pukul 02.15 ia meninggalkan kami semua, ruang ICU RSUP menjadi tempat terakhirnya, aku beruntung karena aku mengiringi kepergiannya, aku beruntung aku berada di detik-detik terakhir hidupnya. Aku beruntung bisa mengatakan maaf padanya.

Tak ku sanggka secepat itu dia meninggalkan kami, tak ku sangka hanya semalam dirumah sakit dan dia sudah meninggalkanku. Sekarang hanya tubuhnya yang kaku yang ada didekatku.

Hari itu, hari yang tak ingin ku ingat, aku bersyukur mepunyai ayah dengan iman yang kuat, ia yang mengajarkan kami arti dari sebuah keiklasan. Ia mengajarkan pada kami arti dari sabar.

Hari itu, kehilangan pertama dalam hidupku, dan itu kehilangan orang yang paling aku cintai, hari itu aku hari yang tak kuinginkan, tapi hari yang pasti terjadi.

Tak ada yang inginku sesali, aku beruntung karena Allah memberiku kesempatan dilahirkan ke dunia, aku beruntung aku diberi kesempatan mendapat kasih sayang dari ibu dan ayahku, aku beruntung bisa besar dan tumbuh dengan didikan yang baik, aku beruntung ibuku sakit, karena dengan sakitnya, aku bisa merawatnya, aku bisa menyuapinya, aku bisa memandikannya, aku bisa memegang tangannya ketika ia berjalan, aku bisa memasak semua makanan yang ia sukai, aku bisa setiap saat mencium pipinya. Aku beruntung diberi kesemptan itu, karena tak semua anak didunia mempunyai kesempatan sepertiku.

Hari ini, saat ia tak ada lagi di dekat kami. Ada yang kurang, ada rasa kekosongan yang tak bisa kutuliskan, ada kesibukan yang berkurang, ada rutinitas yang hilang. Tak ada lagi teriakannya yang membangunkanku dipagihari, tak ada lagi yang cetolehannya yang bisa ku dengar, tak ada lagi kemarahan indah ketika aku lalai, tak ada lagi wajah kecemasan ketika aku sakit. tak ada kaki yang harus ku pijit. Tak ada lagi yang meminta dibelikan bubur ayam dipagi hari.

Aku tau ia tak akan pernah muncul lagi, selain dalam mimpi-mimpiku, ia tak akan ada disaat nanti aku menemukan jodohku, ia tak akan melihat cucu-cucu yang mungkin akan aku berikan untuknya.

Sejak hari ia meninggalkan kami semua, hanya lantunan doa kami yang ia tunggu. Sekarang ia terbaring disana, semua rasa sakit yang dulu ia tahankan sekarang sudah tak ada lagi.

Ya Allah semoga engkau lapangkan kuburnya, kau jadikan kuburnya seperti taman SurgaMu, ya Allah jauhkan ia dari siksa kubur, bantu ia menjawab semua pertanyaan malaikatMu, ya Allah ampunilah semua dosanya, tempatnya ia nanti disurgaMu, ya Allah jadikanlah sakit yang dideritanya sebagai penggugur dosa-sosanya. Sungguh engkau tuhan yang maja pengasih dan maha pengayang.

Ibu kau orangtua yang luar biasa, kau mengajarkan kami banyak hal, kau ajarkan kami arti dari pengorbanan. Ibu kau wanita hebat, kau istri yang luar biasa. kau teladan yang baik bagi anak-anakmu

Hari ini hanya doa-doa yang bisa kupanjatkan padaNya. Hari ini aku bersyukur aku masih mempunyai seorang ayah, dan tugas kami anak-anaknya untuk membahagiakannya, mewujudkan mimpi-mimpinya.

Rahmi muliani (belajar menulis)

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar

mantap tulisan mba rahmi

07 Sep
Balas

Semoga menjadi Anak yang berbakti.......dalam kehidupan ini.

07 Sep

Mksh pak... Aamiinn y Rabb

07 Sep



search

New Post