Tobat Terakhirku
Tobat Terakhirku
Oleh: Rahmat Nurdin
"Wahai jiwa yang tenang kembalilah kepada Tuhanmu dalam keadaan ridha mendapatkan keridhaan"
Seperti itu kira-kira panggilan lembut Allah kepada orang-orang yang mati dalam menegakkan agama-Nya (mati syahid). Itulah cita-cita tertinggi seorang seorang muslim sejati, hidup dan matinya mendapatkan redha dari Tuhannya.
Sungguh yang tahu 'aib dan dosa yang dilakukan seseorang adalah dia dan Tuhannya. Ada yang berlagak seperti alim banyak ilmu dan ibadah dihapan orang ramai, tapi di belakang itu ia pelaku dosa besar, mematuhi hawa nafsu. Hal ini, hampir dilakukan banyak orang di zaman ini, sebagian besar mereka menyadari salah dan khilaf, namun tak kuasa keluar darinya.
Jika tobat belum diterima, ampunan belum didapatkan, doa belum diijabah. Bukan berarti Tuhan tidak peduli, Tuhan pasti mendengar setiap doa dan Tuhan akan mengabulkan doa-doa setiap hamba yang memintak dengan penuh harapan. Mungkin Tuhan yang maha tahu ingin melihat kita lebih merengek, mengiba pada-Nya dan Tuhan sangat senang dengan itu. Kuncinya tidak boleh putus asa, kemudian mengilmui bahaya dari hawa nafsu.
Kekuatan hawa nafsu telah mencengkram dalam akal dan hatinya, kepura-puraan adalah senjata ampuh untuk memanipulasi diri agar tetap baik dihadapan orang lain. Hanya kematian yang dapat menghentikan kepura-puraan seperti ini, setelah itu baru dia tahu akibat perbuatan yang dilakukan selama ini.
Jadikanlah pertobatan terakhir ini sebagai akhir dari segala maksiat yang pernah diperbuat (taubatan nashuha). Benamkan dalam ingatan, betapa dahsyatnya kematian itu, betapa beratnya siksa kubur dan betapa panasnya di padang mahsyar matahari secengkal dari kepala, jadikan ingatan ini untuk memotivasi kita bertobat.
Di balik pintu tobat di sanalah terdapat ampunan Tuhan. Namun sebelum sampai pada ampunan tobat kita sering kali dihiasi oleh dua kekuatan yang saling tarik menarik, terkadang ajakan kepada maksiat jauh lebih kuat dari pada ajakan kepada ketaatan, dan kekuatan ini sering menang mengalahkan ketaatan, sehingga tobat yang dilakukan tidak memberikan pengaruh sama sekali.
"Wahai anak Adam, selama engkau memohon kepada-Ku dan berharap kepada-Ku niscaya Aku ampuni segala dosamu yang telah kamu lakukan dan Aku tidak peduli. Wahai anak Adam, jika dosamu sampai setinggi langit lalu engkau minta ampun kepada-Ku niscaya Aku ampuni" (HR Tarmidzi). Kuncinya teruslah mintak ampun pada Tuhan, dan jangan pernah putus asa dari rahmat-Nya.
Tidak ada diantara kita yang tidak pernah melakukan dosa baik itu disengaja atau tidak, atau orang yang hampir separuh hidupnya telah melakukan maksiat. Sehingga menjastifikasi dirinya sendiri bahwa dia tidak tidak lagi berhak mendapat ampunan disebabkan banyaknya dosa yang telah diperbuat.
Segeralah bertobat meskipun dosa yang telah diperbuat sudah tak terhitung karena setiap pertaubatan akan membuahkan hikmah dan ketenangan hati. Tidak ada kata terlambat untuk bertaubat, Allah selalu menyukai hamba-Nya yang bersungguh-sungguh dalam meraih kemuliaan.
Wahai anak Adam, jika engkau datang kepada-Ku dengan membawa kesalahan seluas bumi lalu engkau bertemu dengan-Ku dalam keadaan tidak menyekutukan-Ku sedikitpun, niscaya Aku datang kepadamu dengan ampunan seluas bumi pula.” (H.R. At-Tirmidzi)
Tancapkan keyakinan dalam dirimu setelah puluhan tahun melakukan maksiat dan tobat kali ini Allah akan memberikan ampunan-Nya. Tidak ada lagi yang lebih meyakinkan hati, melainkan dari perkataan-perkataan mulia yang telah diucapkan oleh Rasul mengenai janji-janji Allah kepada orang yang mau bertobat dengan sungguh-sungguh.
Penyesalan adalah hakikat tobat. Satu hal yang sangat penting bagi kita dan perlu diingat terus adalah, Allah tidak akan pernah berputus asa dalam mengampuni dan memberikan rahmat pada hamba-Nya. Jadi mengapa kita harus putus asa mengharap ampunan Allah? Wallahu a'lam
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.
Laporkan Penyalahgunaan
Komentar